Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Mungkin] Ini Kasus Kedua Roger Danuarta

17 Februari 2014   22:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_323145" align="aligncenter" width="299" caption="retnohartati.8m.net"][/caption]

Masih ingat kisah sedih dan membahana pada Agustus 2008!? Ketika itu, 7 Agustus 2008,  Sheila Marcia, yang masih berstatus kekasih Roger Danuarta, ditangkap polisi, tak berapa lama, Roger Danuarta pun menghilang dari kejaran pers. Isue yang berkembang bahwa, Roger sementara  jalani rehabilitasi narkoba.

Saat itu pun, Roger dengan tegas membantah keterlibatannya dengan narkoba; kepada pers ia menyatakan bahwa "Keterlibatan aku dengan narkoba itu nggak mungkin, bisa kok aku dites di rumah sakit; ia menghilang karena mengalami gangguan pencernaan sehingga dirinya harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Mayapada, Tangerang, selama satu pekan, ... ." Publik pun maklum, kisah diri Roger Danuarta pun berlalu, serta cerita tentang Sheila Marcia, secara pelan-pelan menjadi berita basi, dan nyaris terlupakan.

Lama menghilang dari sorotan (khusus) media, beberapa yang lalu,  Roger Danuarta ditemukan lunglai dan tak berdaya dalam mobilnya;  di Jalan Kayu Putih Tengah, Jakarta Timur. Sesaat setelah mendapat bantuan warga dan polisi, mereka menemukan daun ganja kering seberat 15,7 gram, dan heroin 1,50 gram di dalam mobil, bahkan menurut saksi mata, ada jarum suntk yang masih tertusuk di lengannya.

Dengan bukti fisik seperti itu, maka mata awam pun, bisa langsung berkesimpulan bahwa Roger Danuarta adalah seorang penguna atau pemakai narkoba. Kini, apa pun yang mau ia bantah, bukti awal sudah menjelaskan kepada publik.

Timbul soal, mengapa hingga seorang Roges Danuarta bisa terlibat!? Jawaban gampangnya adalah ia masih manusia, akibat dibujuk, iseng, cuma ingin coba-coba, dan masih banyak jawaban baku yang itu-itu juga. Penyebab yang lebih jelas, mengapa ia menjadi seorang pengguna-pemakai Narkoba, mungkin cuma ia dan Tuhan yang tahu.

Jika (kita) memperhatikan ciri dan gejala umum yang menjadikan seseorang menjadi pengguna atau pemakai Narkoba, (lihat Suplemen), apakah Roger Danuarta termasuk di dalamnya!? Atau ada sejumlah tumpukan masalah, konflik, ciri dan kesempatan yang pada dirinya, sehingga ia gunakan narkoba sebagai solusi terbaik!?

Kembali lagi, kita tidak bisa menerkanya ....; jadinya hanya ada simpulan kecil bahwa Roger Danuarto cuma manusia biasa; dan manusia yang bisa terjerumus ke dalam jeratan narkoba.

Akhirnya, diriku cuma bisa berkata, "Ada apa dengan Roger Danuarta!?" [caption id="attachment_323152" align="aligncenter" width="311" caption="retnohartati.8m.net"][/caption]

SUPLEMEN

CIRI UMUM dan TAHAPAN PENGGUNAAN NARKOBA

Mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak utuh atau lengkap. Kehidupan keluarga yang kurang religius, hubungan antar keluarga tidak akrab, perceraian orang tua; orang tua tunggal. Sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif.

Perasaan rendah diri, Low self-esteem.

Gagal mengaktualisasi diri; kemampuan aktualisasi diri yang rendah, dengan ciri: cepat bosan, tidak sabar, murung, merasa tertekan dan tidak sanggup, merasa selalu gagal berfungsi dalam kehidupan setiap hari, alienasi sosial, kuper, dan lain lain.

Suka mencari sensasi, dan melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya, (untuk menutupi kekurangan dirinya), ingin tampil beda.

Suka dan selalu melakukan protes sosial kepada orang dewasa dan institusi yang mengikatnya (keluarga, sekolah, tempat kerja, lembaga keagamaan, dst).

Kurangnya motivasi untuk mencapai keberhasilan akademis, prestasi belajar rendah; jarang, bahkan tidak mau mengikuti kegiatan olahraga.

Cenderung mengalami gangguan jiwa (ringan sampai berat) misalnya cemas-obsesi-takut yang berlebihan, apatis, menarik diri dari pergaulan, depresi, dll.

Ada gejala retardasi mental, hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Mengalami atau pernah mengalami kekerasan dan penyimpangan seksual, misalnya korban paedophilia, pemerkosaan dari kaum homo seksual ataupun lesbian; mengalami pengalaman seksual belum pada waktunya [ seks pra-nikah ],

Lingkungan pergaulan sosial buruk, bergaul dengan sesamanya yang putus sekolah, suka mencuri, sering berbohong, agresif, produk broken home, pendidikan rendah, kaum marginal yang tertekan.

Pengaruh anggota keluarga -dan peer group- yang peminum serta pemakai, perokok pada usia muda.

Lari dari realitas kehidupan; misalnya akibat perilaku orang tua di rumah; tidak sanggup memenuhi tuntutan orang tua; kemiskinan; kekayaan; membalas dendam terhadap perlakuan orang tua; niat mempermalukan orang tua karena keinginannya tidak dituruti;.

Mengalami penolakkan dari lingkungan sosial dan keluarga, misalnya ayah atau ibu tiri, klub olahraga, dll

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun