Dengan demikian, tak salah jika cukup banyak orang yang menyatakan dan menilai bahwa Jokowi mampu menselaraskan kembali bangsa dan rakyat Indonesia; Jokowi mampu sembuhkan bangsa yang sementara retak karena berbagai pesoalan; serta melakukan perubahan pada banya hal di negeri ini; atau, paling tidak, ada banyak orang Indonesia yang mau berubah, jika Jokowi menjadi Presiden RI.
Sehingga, walau belum secara resmi, namu dari hampir semua propinsi di Nusantara, telah ada relawan yang bekerja dalam rangkan sukseskan Joko Widodo sebagai Presiden RI. Ada ratusan ribu atah bahkan jutaan orang yang tanpa dibayar, bersedia melakukan kampanye dengan caranya sendiri pada komunitasnya, agar Jokowi menjadi presiden.
Mereka, seakan berkata kepada Jokowi bahwa jangan takut menerima mandat dari rakyat untuk menjadi Presiden; tak perlu gentar, karena beban besar memperbaiki sikon rakyat akan menjadi ringan, kerena mereka mau memikulnya bersama Jokowi.
Bagi para pendukungnya, Jokowi adalah bagian dari perubahan dan perubahan itu sendiri. Bagi pendukungnya, Jokowi adalah selaras dengan keselarasan yang akan tercipta; serta secara bersama menjadi bagian yang selaras dalam keselarasan tersebut. Lebih dari itu, Jokowi pun dilihat sebagai sosok yang tepat untuk menerima mandat dari rakyat; man yang diberikan oleh pemilih/rakyat kepada yang dipilih atau menerima mandat.
Mandat tersebut bertujuan agar mereka (yang dipilih dan menerima mandat) berkarya sehingga tercipta keteraturan, ketertiban, dan kelangsungan hidup serta kehidupan berbangsa, bernegara; adanya kesetaraan serta hubungan baik  antara manusia dengan alam dan sesamanya, sehingga mereka selalu bersyukur kepada TUHAN Allah.
Dan, kesemuanya itu dapat diusahakan melalui banyak hal, termasuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan; memperjuangkan HAM; menggunakan dan mengelola hasil ciptaan untuk tujuan yang baik serta demi kepentingan manusia; serta mengembangkan kebudayaan dan hasil-hasilnya [misalnya iptek, bahasa, seni, tarian, nyanyian, dan lain-lain].
Dengan itu, nantinya Jokowi adalah pemegang mandat dari rakyat (yang memilihnya), sebisa mungkin ingat pada mereka yan memilihnya serta bertanggungjawab terhadap pilihan tersebut. Hal itu hanya bisa terjadi jika mereka tidak melakukan pembiaran-pembiaran terhadap hal-hal yang bertantangan dengan Undang-undang dan tujuan besar berbangsa serta bernegara. Termasuk tidak boleh menggunakan mandatnya untuk menindas serta merusak ciptaan pada masanya. Artinya, karena mandat yang ada pada dirinya, maka ia (mereka) mengeksploitasi ciptaan sampai habis, sehingga tidak tersisa untuk generasi berikut. Mandat tersebut, juga mempunyai muatan pemeliharaan, penataan, dan keselarasan agar kelangsungan alam semesta dapat terjamin dan terus berlangsung. Walaupun ciptaan bersifat tidak abadi, namun kelangsungannya perlu dijaga. Manusia patut memeliharanya sedemikian rupa, sehingga dalam ketidakabadiannya, hidup dan kehidupan tetap berlangsung atau berjalan.
Update, dari Medsos, ketika hal-hal di atas ada dishare, ternyata tangisan karena dan oleh Jokowi bukan saja datang dari Papua, namun ada juga tempat lain. Banyak orang bergetar dalam hati, dan tak menyadari bahwa air mata mereka tercurah; tercurah karena Jokowi.
Salam Kotak Suara
Opa JappyÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H