LIHAT VIDEO di OPAJAPPY.COM
BACA TANGGAPAN PUBLIK: KLIK Kiriman oleh INDONESIA HARI INI DALAM KATA-KATA.
Anda sudah melihat video di atas;!? Ya, itu adalah pesan Prabowo kepada para pendukungnya. Ada semacam strategi cell group, yang diungkapkan oleh Prabowo, dalam rangka diskusi serta berjuang demi kemenangan Prabowo-Hatta; dan mungkin juga bertujuan untuk mudahnya konsilidasi dan menerima komando serta perintah untuk melakukan gerakan tertentu.
Sepanjang pengetahuanku, model cell group, terutama dalam rangka menerima pesan komando dan gerakan seperti itu, biasa dilakukan oleh komunitas gerakan bawah tanah, organisasi terlarang, kelompok-kelompok perlawanan, gang-gang yang suka melawan hukum dan tindak ekstrim lainnya. Mudah-mudahan, bukan itu yang dimaksud oleh Prabowo pada video tersebut.
Ada beragam tanggapan terhadao Video tersebut, salah satunya dari pengguna Facebook bernama, Andini Mulia. Menurut Andini Mulia
“Pesan ini (pada video) sarat provokasi dan berpotensi memecah belah bangsa Indonesia, bukannya mempromosikan persatuan, malah bisa jadi ajang adu domba, rakyat Indonesa semua mau damai pak, dan kami semua nggak lemah seperti yang bapak katakan, mohon maaf, kami ingin bersatu, sejak dahulu dan sampai seterusnya kami adalah bangsa Indonesia, bukan bangsa Prabowo atau bangsa Jokowi, Indonesia milik rakyat, semua opini Anda ini adalah makanan elit politik, bukan publik, yang setuju perdamaian dan persatuan like, Indonesia pasti maju!”
Menurutku, tanggapan publik, seperti di atas, ada benarnya; rakyat Indonesia, ingin damai dan perdamaian, dan bukan sebaliknya. Banyak teman menyatakan bahwa, “… untung Jokowi-JK yang menang; jika tidak, tidak bisa bayangkan apa yang terjadi setelah Prabowo-Hatta dilantik, …” Hal yang sama, pagi tadi, juga diungkapkan oleh beberapa teman, (yang secara khusus datang ke rumah), sambil mengadu bahwa “… anaknya termasuk kelompok tertentu; kelompok kecil yang akan melakukan sesuatu, jika Prabowo-Hatta yang menang, ..”
Jika tanggapan publik seperti itu, bagaimana sikap dari Tim Joko Widodo dan Jusuf Kalla? Tentu mereka tidak bisa katakan, bahwa itu adalah candaan sehingga tak perlu bersikap serius.
Kemarin, siaran pers dari Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (Timkamnas) pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto,
“Meskipun proses itu telah berjalan, tapi tekad untuk Indonesia satu yang disuarakan melalui salam tiga jari, tetap tidak akan berhenti dikumandangkan; salam tiga jari adalah gerak rekonsiliasi nasional yang dilakukan oleh tim Jokowi-Jusuf Kalla untuk memulihkan persatuan Indonesia setelah pelaksanaan pemilu presiden 2014.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian sengketa hasil pemilu melalui Mahkamah Konstitusi merupakan cara terbaik yang tersedia sesuai perintah konstitusi. PDI Perjuangan menaruh kepercayaan bahwa Mahkamah Konstitusi akan berdiri kokoh menjadi benteng demokrasi, dan tidak akan mengulangi pengalaman terburuk lembaga tersebut ketika dipimpin oleh Akil Mochtar.
Mahkamah Konstitusi harus menempatkan dirinya pada tugas bernegara dengan tetap mengedepankan sikap kenegarawanan dimana inti hukum adalah menerapkan dan menegakkan keadilan dengan sebenarnya.
Semua pihak harus memahami bahwa konstitusi adalah nyawanya kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak boleh ada satu pihak pun yang bertindak sepihak dan memaksakan kehendaknya hanya karena ambisi kekuasaan.
Jangan sampai legitimasi rakyat yang begitu kuat diabaikan hanya karena obsesi terhadap berbagai bentuk kecurangan. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam sistem pemilu di Indonesia, tapi realitasnya rakyat telah memberikan kepercayaan yang begitu kuat. Rakyat telah bersuara dan itulah suara kebenaran yang harus terus-menerus kita dengarkan,”
Juga, Jokowi-JK dan koalisi pengusungnya, tentu saja bukan saja hadapi gugatan Prabowo-Hatta dengan cara seperti itu; mereka juga harus menyiapkan fakta dan bukti ketidakcurangan untuk melawan bukti-bukti kecurangan yang dipegang atau ada pada Tim Prabowo-Hatta.
Semoga tidak terjadi seperti dalam perkiraanku.
Opa Jappy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H