Lebih jauh, pernyataan SBY (dan juga Demokrat) tersebut, tentu saja berdampak pada perimbangan kekuatan pendukung Pikada Tak Langsung dan Pilkada Langsung; lihat image, dari kompas.com
Suara Demokrat di Parlemen, jika voting, maka  pendukung pilkada langsung di DPR = 287  dan pendukung pilkada oleh  DPRD =  273.
Great, ....!!
Tanggapan publik
Lepas dari kelebihan dan kekurangan Pemerintah SBY selama ini, pernyataan SBY, di hari-hari terakhir masa jabatannya, justru membawa kesejukan dan angin segar alam demokrasi di Tanah Air. Beberapa rekan dari kalangan akademisi, menyatakan bahawa, "Ko' baru sekarang, SBY mendengar teriakan rakyat'!? Tapi tak apalah, lebih baik terlambat, walau cuma satu hal, daripada tidak ada sama sekali, ..." Selain itu, terutama di media sosial, beberapa posting status, terutama daripara "anti SBY,"  memandang bahwa, sisa hari-hari memerintah, SBY tak mau meninggalkan hal-hal yang bisa menyakiti hati rakyat.
Memang, pernyataan SBY (sebgai pribadi dan Ketum Demokrat) tersebut, belum terasa atau terlihat hingga di bahsan serta rapat-rapat di Gedung Parlemen; publik masih menenanti tanggal 25 Spetember 2014, ketika RUU tersebut akan menjadi UU. Publik menanti, apakah pernytaan SBY menjadi garis politik atau berdampak pada anggota DPR yang berasal dari Demokrat.
Mungkin berat. Namun, jika melihat manuver SBY, yang beberapa kali "mengambil alih" keputusan atau Koalisi Merah Putuh dari Prabowo, maka suaranya, bisa jadi sangat berpengaruh dan berdampak yang cukup signifikan. Â Apalagi, jika anggota parlemen asal Golkar, yang masih cinta Jusuf Kalla, berhasil ditenangkan oleh JK. Sama halnya dengan anggota parlemen dari Parpol yang kini kader-kadernya "berlomba mengundurkan diri," mereka akan berpikir panjang, "kehilangan Kepala Daerah" atau memuaskan hasrat permusuhan dari Koalisi Mereh Putih yang tidak jelas serta semakin tidak jelas apa yang diperjuangkan mereka.
Apa pun itu reaksi terhadapnya, SBY sudah berada di jalan yang benar, Ia mendengar aspirasi publik.
Opa Jappy - Sekitaran Pasca Sarjana - Universitas Pancasila, Jakarta Pusat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H