Amin Rais
"Jadi malapetaka politik, sosial, ekonomi, bahkan kejiwaan bagi bangsa ini kalau sampai eksekutif dengan legislatif geleng angguk tidak ada lagi yang membenarkan, tidak ada lagi yang mengoreksi apalagi pemred media massa juga ikut ikutan tambah LSM, sempurnalah kemudian penderitaan rakyat. Jadi ini sebenarnya blessing indisguise.
Saya mengatakan tidak usah lah Jokowi ini mengejar supaya Koalisi Merah Putih menyeberang. Jangan, ini sudah bagus sekali.
Adanya Koalisi Merah Putih yang mendominasi parlemen akan jadi penyeimbang pemerintahan; rakyat akan bahagia jika ada keseimbangan antara pemerintah dan parlemen, ..."
Sumber: tribunnews.com
Hal di atas, merupakan pernyataan terbaru dari Eayang Kakung Amin Rais; politisi, pendiri, dan pemilik Partai Amanat Nasional. Ia adalah orang utama dan terutama di PAN. Suaranya, seringkali disamakan dengan "Sabda Sakti" dan diikuti oleh jajaran PAN.
Sejak 1999, permainan dan manuver politik  Amin Rais, sangat terasa dan dampaknya menyangukut banyak orang; ia bisa menjadikan dan meruntuhkan "Sang Raja,"  namun tak pernah jadi "Raja" Belakangan, 10 tahun terakhir, ketika ia menempatkan Hatta Rajasa sebagai Ketum PAN, dan beberapa orang temannya di Kabinet SBY-JK dan SBY-Budiono, Amin Rais, cenderung diam dan mendiamkan segala sesuatu "yang tak beres" pada pemerintahan SBY-JK dan SBY Budiono.
Selanjutnya, setelah melihat peluang bahwa SBY sudah usai; dua tiga tahun terakhir, Amin Rais pun melakukan perjalanan politik ke mana-mana atas nama pembinaan kader PAN. Tujuannya jelas, yaitu, kader PAN yang (akan) menjadi Presiden RI, pengganti SBY. Â Sementara itu, Hatta Rajasa, hanya sekedar menjadi Ketum PAN pajangan.
Dengan alasan, kesibukan Ketum PAN sebagai menteri di Kabinet SBY, Amin Rais lah yang melakukan toru bina kader; sambil menjual Hatta Rasjasa sebagai Kandidat Presiden. Cara jualnya pun, seringkali ditambah dengan kritik tajam dan merendahkan Joko Widodo. Â Tak sedikit, ucapan Amin Rais, jika pikirkan secara logika waras, sebetulnya tak layak dikeluarkan oleh seorang politisi senior yang bergelar Profesor dan Doktor, (silahkan googling, maka akan menemukan ucapan Amin Rais yang menyerang Joko Widodo).
Gerak, juang, dan kelelajan Amin Rais tersebut ternyata tak membawa hasil yang memadai; PAN tidak tampil sebagai yang utama, Hatta Rajasa pun harus bergabung dengan Prabowo Subinato; Â yang menurutku, penggabungan itu, tidak begitu sreg di hati Hatta. Namun, karena Hatta Rajasa, harus ikuti kemauan dan ambisi politik Amin Rais, maka ia bersedia menjadi Kandidat Wapres dari Prabowo Subiatno. Dan, hasilnya adalah MEREKA GAGAL.
Kegagalan itu, Amin Rais yang sejak Juli hingga pada "hasil keputusan MK" berdiam diri, tak terdengar suaranya, bahkan seakan "sembunyi" dari publik dan media massa, kini berseru-seru dengan nyaring. Kemarin, ia menyatakan akan kawal Jokowi, sekarang, seperti kutipan di atas, kembali mengeluarkan kata-kata yang cukup membuat merah telinga.
Lihat alinea pertama, "Jadi malapetaka politik, sosial, ekonomi, bahkan kejiwaan bagi bangsa ini kalau sampai eksekutif dengan legislatif .... blessing indisguise;" jelas, kepada siapa tujuan Amin Rais bersabda seperti itu. Agaknya, bagi Amin Rais, naiknya Jokowi-JK Â sebagai pusat kekuasaan Nasional, sebagai akibat blessing indisguise dan seakan tak ada yang benar serta lebih dari Jokowi-JK. Mungkin bagi Amin Rais, yang tepat adalah orang-orang PAN, selain itu, karena bukan PAN, maka adalah suatu Malapetaka Nasional.
Suara dan semua manuver politik  Amin Rais, telah memperjelas, bahwa dialah yang berperan di PAN, bukan Hatta Rajasa atau pun orang lain.  Amin Rais lah penentu di PAN dan menentukan semuanya. Dan bisa saja, caranya seperti itu, akan berdampak pada kehancuran PAN.
So, kita lihat sajalah.
Opa Jappy dari Sekitaran Taman Hutan Universitas Indonesia, Depok - Jabar