Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasus Muhammad Arsyad Mengungkapkan Penikmat Pornografi di Indonesia

2 November 2014   18:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:52 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia dilaporkan tanggal 27 Juli 2014 berdasarkan dokumen yang saya lihat. Kemudian prosesnya bergulir terus dari penyelidikan, penyidikan hingga sekarang.

http://www.arrahmah.com/news/2014/10/29/membullying-jokowi-saat-kampanye-pilpres-tukang-sate-ditangkap-polisi.html

Semua ringkasan info di atas, sduah menyebar luas di media cetak, pemberitaan, penyiaran, dan terutama medi sosial; dan bersamaan dengan itu, muncul juga gelombang pembelaan terhadap MA. Bahkan adan media penyiran publik, yang berusaha membangun opini publik, dari sudut humaniora, bahwa pada dasarnya MA adalah Siorang Kecil, rakyat biasa, oleh sebab itu "tak perlu dihukum;" dan apa yang ia laukan adalah sesuatu yang tak sebanding dengan nama besar korbannya. Ya, karena MA orang kecil maka ia "boleh" dibebaskan dari jeratan hukum!?

Selain itu, ada gelombang pembelaan publik, yang justru "membenarkan" tindakan MA sebagai suatu ekspresi di media sosial, dan suatu kebenaran. Membenarkan tindakan MA, dan sah-sah jika seseorang melakukan hal yang sama dengan MA. Publik, pembela MA, melihat MA sebagai sosok tak berdaya, jika diperhadapkan dengan "raksasa" yang ia hina, yaitu Joko Widodo dan Megawati.

Agaknya, karena yang menjadi korban adalah Mantan Presiden RI, Megawati dan Presiden RI, Joko Widodo (waktu kajadian Joko Widodo, masih sabagai Kandidat Presiden), maka apa-apa yang diklakukan oleh MA adalh sesuatu yang benar, serta perlu dibela. Pembelanya, tak lain, tak bukan,  adalah mereka yang menjadi lawan politik Jokowi-Mega atau anti Mega, serta sangat tidak setuju jika Joko Widodo menjadi Presiden RI. Bagi para pembela MA, apa yang iakuan sudah tepat, benar, wajar-wajar saja.

Jika seperti itu, bagaimana jika sosok yang diedit MA tersebut, bukan Megawati, tidak pula Joko Widodo; katakanlah, yang MA lakukan adalah, para pemuka agama, Pendeta, Pastor, Kyai, Ustad, Nabi, Rasul, dan/atau sosok-sosok lainnya, yang mempunyai massa serta berpengaruh pada masyarakat!? Apakah MA juga mendapat pembelaan yang sama dari para umat beragama yang pemukanya diperlakukan tak bermartabat!?

Pertanyaan yang tak sulit dijawab, karena belum terjadi.

Selain hal-hal di atas; kemarin, ketika menelusuri arsip Dumay, melalui beberapa search machine, ternyata para pembela MA, nyariis 90 % adalah mereka yang anti Jokowi, PDIP, dan Megawati; dan lebih detail lagi, muncul pembelaan di beberapa situ, blog, dan FB Fanspage, yang mudah ditebak berasal dari kalangan anti pemerintah, nati Pancasila, Anti Demokrasi, media provokatif, rasis, menebar sentimen SARA.

Sesuatu yang aneh; biasanya dari kalangan tersebut, hal-ahl yang bersifat pornografi, dituding sebagai kerjaan setan, iblis, dan tak agami; namun kini membela ketrampilan MA. Mengapa!? Ya, karena sasaran MA adalah Megawaiti dan Jokwi, jadi sah sah saja.

141463495772209550
141463495772209550
Divisi Humas Mabes Polri
Selain itu, bagiku, kasus MA, juga mendatang berkah tersendiri; berkah tentang siapa-siapa yang selama ini sebagai penikmat pornografi. Sebab, semakin keras mereka berseru dan membela MA, akan terlihat bahwa, itulah si dia penikmat yang sebenarnya. Dalam arti, bagi para penikmat pornogarfi, biarkanlah MA, dan orang-orang sejenis dengan dia melakukan aksi menebarkan foto-foto seronok di media sosial, karena merupakan pelengkap sarapan pagi, makan siang, makan malam, serta tontonan dikala sendiri maupun bersama-sama orang lain.

Coba kita perhatikan, Bocoran Edward Snowden di huffingtonpost.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun