Dua belas orang tewas dalam serangan Rabu lalu oleh para ekstremis terhadap kantor pusat mingguan Charlie Hebdo di Paris, yang memicu para kartunis seluruh dunia bergerak dalam solidaritas dengan para koleganya dari Prancis.Â
Beberapa hari kemudian, dua bersaudara yang melakukan penyanderaan di Perancis, juga tewas.Â
Dunia bereaksi dengan aneka ragam komentar; tak sedikit suara di Medsos, membela para pejuang yang berhasil melakukan eksekusi, dan itu dinilai sebagai suatu tindak tepat dan wajar.Â
Sementara di sisi lain, situs Charlie Hebdo, http://www.charliehebdo.fr hanya tampil HITAM dengan tulisan.
Juga AFP yang mengutip The Weekend Australian menyatakan bahwa,
"Disengaja atau tidak, salah satu aspek paling merusak dari kejahatan ini adalah menghantam peradaban kita di tempat terbentuknya Tumit Achilles kita, yakni kegemaran lentur dan berkembang kita pada kebenaran politik.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, di depan angkara tiada henti, masyarakat majemuk, demokratis dan bebas kita perlahan-lahan dibentuk dari kebebasan berpendapat kita.
Selera humor yang baik adalah salah satu dari karakteristik kuat manusia beradab yang berkembang baik. Ketidakhadiran humor adalah salah satu karakter utama barbarisme,"
Selain itu, di The Australian, melalui situs theaustralian.com.au memposting beberapa "image berbicara"
Ternyata, model "pemberitaan sedikit kata" tersebut, dalam penilaian banyak orang, lebih tajam dan menyakitkan. Sakitnya, bukan lagi di sebelah sini, namun sudah menyeluruh.Â
Oleh sebab itu, senjata kecil yang bernama pena atau pun pensil itu harus dihancurkan. Namun, bukan pena dan pensil yang dilenyapkan, tapi ia atau mereka yang di memegangnya. Dan, eksekusipun dilakukan.
Yang tersisa adalah
Di balik semuanya itu, sekali lagi terlihat bahwa banyak orang tak sanggup dan belum bisa menerima "serangan pena-pensil" dan membalasnya dengan cara yang sama; mereka tak mampu melawan tulisan dengan tulisan; serta tak bisa melawan gambar dengan gambar.
Sehingga yang terjadi adalah tulisan dan gambar dilawan dengan mesiu serta darah; dengan berpikir bahwa jika pemegang pena-pensil sudah tiada, maka tak ada lagi image, kartun, tulisan yang menyakitkan.Â
Itu salah, dan sangat salah, serta teramat salah.
Sebab, yang terjadi kemudian adalah, semakin banyak gambar, tampil sangat banyak kartun, dan lahirlah sangat banyak tulisan.
Ya, darah dan mesiu tak bisa melenyapkan goresan pena
Mari terus menerus BEBAS Menyuarakan KebebasanÂ
Opa Jappy - Jakarta Selatan