Mohon tunggu...
Opa Fawatihul Musadad
Opa Fawatihul Musadad Mohon Tunggu... Freelancer - Ini mah hanya iseng tapi serius

Pagi-pagi sarungan ngasih makan koi, ayam, lanjut nulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Rumah Tua

28 Mei 2024   05:29 Diperbarui: 28 Mei 2024   05:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil yang terpencil, berdiri sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggalkan. Rumah itu, dengan jendela yang retak dan pintu yang berderit, menyimpan banyak misteri dan cerita menyeramkan. Masyarakat setempat menyebutnya "Rumah Kengerian", dan hanya sedikit yang berani mendekatinya saat malam tiba.

Menurut legenda setempat, rumah itu pernah menjadi tempat tinggal seorang wanita tua bernama Nenek Mira. Dia dikenal sebagai penyihir yang memiliki kemampuan gaib. Suatu malam, Nenek Mira menghilang tanpa jejak, dan sejak saat itu, berbagai kejadian aneh mulai terjadi di rumah itu.

Suatu hari, sekelompok remaja yang penasaran memutuskan untuk menyelidiki rumah tua itu. Mereka terdiri dari lima orang: Sari, Andi, Budi, Rina, dan Toni. Mereka berencana masuk ke dalam rumah itu saat malam hari untuk mencari tahu kebenaran di balik cerita-cerita menyeramkan yang mereka dengar.

Malam itu, dengan membawa senter dan kamera, mereka memasuki halaman rumah tua tersebut. Angin malam yang dingin meniup dedaunan kering di sekitar mereka, menciptakan suasana yang mencekam. Langkah kaki mereka terdengar nyaring di jalan setapak yang penuh dengan rumput liar.

Saat mereka membuka pintu depan yang berderit, aroma lembab dan debu langsung menyambut mereka. Cahaya senter menyorot ke berbagai sudut ruangan, menampilkan furnitur usang dan dinding yang berjamur. Mereka berjalan perlahan, mencoba tidak membuat suara berisik.

Di ruang tamu, mereka menemukan sebuah meja tua dengan beberapa foto hitam putih yang sudah kusam. Sari mengambil salah satu foto dan melihatnya dengan seksama. Foto itu menampilkan Nenek Mira bersama seorang pria yang tidak dikenal. Ekspresi wajah mereka tampak dingin dan menyeramkan.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di lantai atas. Mereka saling berpandangan, mata mereka melebar karena ketakutan. "Siapa itu?" bisik Rina dengan suara gemetar. Andi, yang merasa dirinya paling berani, memutuskan untuk naik ke lantai atas.

Tangga kayu berderit di bawah berat tubuh Andi. Dia berhenti sejenak di puncak tangga, mendengarkan dengan seksama. Suara langkah kaki itu berhenti, digantikan oleh suara berbisik yang lembut namun jelas. "Keluar dari sini..."

Andi merasa bulu kuduknya meremang. Dia menoleh ke belakang dan melihat teman-temannya yang menatapnya dengan cemas dari bawah. "Aku akan memeriksanya," kata Andi sambil melangkah menuju sumber suara.

Di ujung lorong gelap, terdapat sebuah pintu yang sedikit terbuka. Dari celah pintu itu, Andi melihat cahaya redup. Dengan hati-hati, dia membuka pintu itu dan menemukan sebuah ruangan yang penuh dengan barang-barang aneh: boneka-boneka rusak, buku-buku tua, dan lilin yang sudah hampir habis terbakar.

Baca Juga : Rumah di Ujung Jalan

Di tengah ruangan itu, berdiri sosok wanita tua dengan rambut panjang yang kusut. Wajahnya penuh dengan kerutan dan matanya memancarkan kebencian. "Nenek Mira?" gumam Andi dengan suara tercekik.

Wanita itu tersenyum dengan cara yang sangat mengerikan. "Kalian seharusnya tidak datang ke sini," katanya dengan suara serak. Tiba-tiba, ruangan itu bergetar dan angin dingin menerpa Andi, memadamkan semua lilin. Andi berteriak dan mencoba melarikan diri, namun kakinya terasa seperti dibekukan di tempat.

Teman-temannya yang mendengar teriakan Andi segera berlari ke atas. Mereka menemukan Andi yang berdiri kaku, wajahnya pucat pasi. "Kita harus keluar dari sini!" teriak Toni. Mereka bergegas menarik Andi keluar dari rumah itu, sementara suara tawa menyeramkan terdengar dari dalam ruangan.

Mereka akhirnya berhasil keluar dari rumah itu dan berlari menjauh tanpa menoleh ke belakang. Saat mereka mencapai tempat yang aman, mereka berhenti untuk mengambil napas. Andi, yang akhirnya bisa berbicara, berkata, "Kita tidak boleh kembali ke sana lagi."

Sejak malam itu, mereka bersumpah tidak akan pernah mendekati rumah tua itu lagi. Legenda tentang Nenek Mira semakin menyebar, dan Rumah Kengerian itu tetap berdiri sebagai tempat yang ditakuti oleh semua orang di desa itu. Setiap kali angin malam berhembus, suara berbisik dari dalam rumah itu mengingatkan mereka akan kengerian yang pernah mereka alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun