Di tengah ruangan itu, berdiri sosok wanita tua dengan rambut panjang yang kusut. Wajahnya penuh dengan kerutan dan matanya memancarkan kebencian. "Nenek Mira?" gumam Andi dengan suara tercekik.
Wanita itu tersenyum dengan cara yang sangat mengerikan. "Kalian seharusnya tidak datang ke sini," katanya dengan suara serak. Tiba-tiba, ruangan itu bergetar dan angin dingin menerpa Andi, memadamkan semua lilin. Andi berteriak dan mencoba melarikan diri, namun kakinya terasa seperti dibekukan di tempat.
Teman-temannya yang mendengar teriakan Andi segera berlari ke atas. Mereka menemukan Andi yang berdiri kaku, wajahnya pucat pasi. "Kita harus keluar dari sini!" teriak Toni. Mereka bergegas menarik Andi keluar dari rumah itu, sementara suara tawa menyeramkan terdengar dari dalam ruangan.
Mereka akhirnya berhasil keluar dari rumah itu dan berlari menjauh tanpa menoleh ke belakang. Saat mereka mencapai tempat yang aman, mereka berhenti untuk mengambil napas. Andi, yang akhirnya bisa berbicara, berkata, "Kita tidak boleh kembali ke sana lagi."
Sejak malam itu, mereka bersumpah tidak akan pernah mendekati rumah tua itu lagi. Legenda tentang Nenek Mira semakin menyebar, dan Rumah Kengerian itu tetap berdiri sebagai tempat yang ditakuti oleh semua orang di desa itu. Setiap kali angin malam berhembus, suara berbisik dari dalam rumah itu mengingatkan mereka akan kengerian yang pernah mereka alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H