Mohon tunggu...
Anisa Nur Rohmah
Anisa Nur Rohmah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa ilmu komunikasi

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

dampak migrasi terhadap struktur sosial di suatu daerah

7 Januari 2025   02:33 Diperbarui: 7 Januari 2025   02:33 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Migrasi secara langsung mengubah komposisi penduduk di suatu daerah, baik dari segi jumlah maupun karakteristik sosial.

  • Pertumbuhan Penduduk: Kedatangan migran dapat menyebabkan lonjakan jumlah penduduk di daerah tujuan, khususnya di perkotaan. Sebagai contoh, Jakarta, sebagai pusat migrasi internal di Indonesia, mengalami pertumbuhan pesat penduduk karena arus migrasi dari daerah pedesaan. Hal ini mempercepat urbanisasi, tetapi juga meningkatkan kepadatan penduduk yang berimplikasi pada tata kota dan perencanaan infrastruktur.
  • Keragaman Sosial: Migrasi juga memperkaya keragaman sosial di daerah tujuan. Migran membawa identitas budaya, agama, dan bahasa mereka yang berinteraksi dengan masyarakat lokal. Sebagai contoh, keberadaan komunitas Minang, Bugis, atau Batak di kota-kota besar menunjukkan bagaimana migrasi memperluas spektrum sosial suatu daerah.

Di daerah asal, migrasi dapat menyebabkan depopulasi, terutama jika sebagian besar penduduk usia produktif bermigrasi. Kondisi ini berpengaruh terhadap struktur usia masyarakat dan ketersediaan tenaga kerja lokal. Studi oleh Hugo (2014) menunjukkan bahwa depopulasi di daerah pedesaan Indonesia mengakibatkan menurunnya produktivitas pertanian dan perubahan peran dalam rumah tangga.

2. Dinamika Ekonomi

Migrasi memperkuat sektor informal di perkotaan, namun juga meningkatkan persaingan di pasar kerja. Dampak ekonomi migrasi terlihat di daerah tujuan dan asal, baik dalam bentuk peningkatan maupun tantangan.

Di Daerah Tujuan

  • Migrasi sering kali memperkuat sektor informal di perkotaan. Migran biasanya bekerja di sektor dengan upah rendah seperti konstruksi, perdagangan kecil, atau jasa. Penelitian oleh Suryadarma dan Purnamasari (2020) menunjukkan bahwa sektor informal di kota-kota besar Indonesia banyak didukung oleh pekerja migran dari daerah pedesaan.
  • Di sisi lain, kehadiran migran menciptakan persaingan dalam pasar kerja, yang dapat menekan upah pekerja lokal, khususnya di sektor yang tidak memerlukan keahlian tinggi.

Di Daerah Asal

  • Migrasi meningkatkan aliran remitansi (pengiriman uang). Uang yang dikirimkan oleh migran kepada keluarga di kampung halaman sering kali digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan investasi kecil seperti perbaikan rumah atau usaha kecil. Studi Tambunan (2018) mencatat bahwa remitansi berperan penting dalam mengurangi kemiskinan di daerah asal migran di Indonesia.
  • Namun, ada juga efek negatif berupa berkurangnya tenaga kerja produktif yang dapat memperlambat pembangunan ekonomi di daerah asal.

3. Interaksi dan Konflik Budaya

Migrasi menciptakan ruang untuk pertemuan budaya yang dapat membawa perubahan positif maupun tantangan.

  • Proses Akulturasi: Dalam banyak kasus, migrasi memunculkan perpaduan budaya yang memperkaya tradisi lokal. Misalnya, makanan khas dari daerah asal migran, seperti sate Padang atau coto Makassar, menjadi bagian dari budaya kuliner kota-kota besar.
  • Konflik Budaya: Namun, perbedaan budaya juga dapat memicu ketegangan, terutama jika norma dan nilai yang dibawa migran dianggap bertentangan dengan tradisi lokal. Penelitian Subandi (2018) menemukan bahwa migrasi antar pulau di Indonesia sering kali memunculkan konflik, terutama di daerah dengan perbedaan agama atau adat istiadat yang signifikan.

Selain itu, migrasi dapat memunculkan stereotip negatif terhadap migran, seperti anggapan bahwa mereka "mengambil" pekerjaan atau menciptakan tekanan pada fasilitas publik. Kondisi ini mempertegas perlunya kebijakan integrasi sosial yang inklusif.

4. Akses terhadap Sumber Daya

Migrasi membawa tantangan besar terkait distribusi sumber daya di daerah tujuan.

  • Kesehatan: Kedatangan migran sering kali melebihi kapasitas layanan kesehatan yang tersedia. Di kota besar seperti Jakarta, fasilitas kesehatan menjadi kewalahan menangani pasien, terutama di kawasan dengan permukiman padat penduduk.
  • Pendidikan: Migrasi internal juga berdampak pada sistem pendidikan. Banyak sekolah di perkotaan mengalami kelebihan kapasitas, yang dapat menurunkan kualitas pembelajaran.
  • Perumahan: Peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi mendorong tumbuhnya permukiman informal, seperti kampung kota atau kawasan kumuh. Kondisi ini sering kali memicu masalah sosial seperti kriminalitas dan kurangnya akses air bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun