Mohon tunggu...
Ovie
Ovie Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Wiraswasta

Datar. Stabil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jangan Menilai Perang dengan Sebuah Harga

11 Agustus 2017   11:49 Diperbarui: 11 Agustus 2017   13:07 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

~~~

Aku terperangah memandang matanya. Ah, jangan lagi... desahku dalam hati.

Namun tampaknya bersikap marah-marah, seakan sudah menjadi trade-mark buat mas Hendri.

"Makanan apa ini, Hen?" tanyanya dengan nada kesal.

"Rasanya sungguh aneh," tandasnya.

"Itu lele mangut," jawabku singkat.

Aku tertunduk sedih. Aku sudah memasak hidangan tersebut seharian penuh. 

Bahkan waktu belajarku berkurang karena harus memenuhi permintaannya itu.

Sebentar lagi, perang pecah. Seperti biasa. 

Ah, layaknya hari tak berjalan normal tanpa kemurkaannya.

Terdengar suara kursi berderit, tanda ia bangkit dari kursinya, dan hendak beranjak dari meja makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun