Jawaban soal no.1 : SA 530 (Revisi 2021)
Untuk menentukan jumlah sampel ketika populasi transaksi tidak diketahui, kita dapat menggunakan Cochran's Sample Size Formula. Rumus ini membantu menghitung ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diandalkan dalam penelitian. Cochran's formula adalah sebagai berikut:
n0 = Z2.p.(1-p)/e2
Dimana :
n0 = ukuran sampel awal yang dihitung
Z = nilai Z-score, yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan (misalnya, 1.96 untuk 95% tingkat kepercayaan)
P = proporsi populasi yang memiliki karakteristik yang sedang dipelajari (sering diasumsikan 0.5 jika tidak diketahui, karena ini memberikan ukuran sampel maksimum)
e = margin of error yang diinginkan (misalnya, 0.05 untuk 5% margin of error)
Misalnya, kita ingin menentukan ukuran sampel dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%, serta tidak ada informasi awal mengenai proporsi populasi (sehingga kita mengasumsikan p = 0.5)
Menggunakan nilai-nilai tersebut:
Z = 1.96 (untuk 95% tingkat kepercayaan)
p = 0.5
e = 0.05
Kita masukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus:
n0 = 1,962 . 05 . (1-05) / 0,052
Mari hitung nilai tersebut :
n0 = 1,962 . 0,5 . (1-0,5) / 0,052
n0 = 3,8416 . 0,25 / 0,0025
n0 = 0,9604 / 0,0025
n0 = 384,16
Jadi, ukuran sampel yang diperlukan adalah sekitar 385 (karena kita selalu membulatkan ke atas saat menghitung ukuran sampel).
Dalam konteks audit PT Gua Selomangleng oleh KAP Meruya Illir, jika mereka tidak memiliki informasi tentang jumlah populasi transaksi, mereka dapat menggunakan ukuran sampel sebesar 385 transaksi untuk mencapai hasil yang dapat diandalkan dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%.
Jawaban soal No.2Â : SA 320 (Revisi 2021)
Log3(27) + log4(16)
Menghitung nilai masing-masing logaritma :
1. Menghitung log3(27) :
log3(27)
27 dapat ditulis sebagai 33, oleh karena itu
log3(27) = log3(33) = 3
2. Menghitung log4(16) :
log4(16)
16 dapat ditulis sebagai 42, oleh karena itu
log4(16) = log4(42) = 2
Jumlahkan kedua nilai tersebut:
log3(27) + log4(16) = 3 + 2 = 5
Nilai total dari persamaan matematika tersebut adalah 5.
Nilai Materialitas dalam Konteks Audit
Namun, dalam konteks audit, nilai materialitas tidak dihitung hanya dengan logaritma, melainkan ditentukan berdasarkan ukuran dan karakteristik dari laporan keuangan auditee, serta penilaian risiko oleh auditor. Angka 5 yang diperoleh dari perhitungan logaritma mungkin memerlukan interpretasi lebih lanjut dalam konteks materialitas.
Biasanya, auditor menentukan materialitas berdasarkan persentase tertentu dari ukuran keuangan utama seperti total aset, pendapatan, atau laba bersih. Misalnya, materialitas sering ditetapkan sebagai 1-5% dari laba bersih, 0.5-1% dari total pendapatan, atau 0.5-2% dari total aset, tergantung pada kebijakan audit dan penilaian risiko spesifik.
Contoh Perhitungan Materialitas
Sebagai ilustrasi, misalkan PT Gua Selomangleng memiliki total pendapatan sebesar Rp 100 miliar dan laba bersih sebesar Rp 10 miliar. Jika auditor memilih untuk menetapkan materialitas sebesar 1% dari total pendapatan dan 5% dari laba bersih, maka:
- Materialitas berdasarkan pendapatan:
0.01100,000,000,000=1,000,000,000 (Rp 1 miliar)
- Materialitas berdasarkan laba bersih:
0.0510,000,000,000=500,000,000 (Rp 500 juta)
Auditor kemudian dapat memilih nilai materialitas yang lebih konservatif atau sesuai dengan kebijakan audit mereka. Misalnya, mereka mungkin menetapkan nilai materialitas sebesar Rp 500 juta berdasarkan laba bersih.
Nilai dari persamaan logaritma yang diberikan adalah 5. Namun, penentuan nilai materialitas dalam audit laporan keuangan memerlukan analisis lebih lanjut yang melibatkan ukuran keuangan utama dan penilaian risiko. Angka 5 dapat dianggap sebagai bagian dari penilaian keseluruhan tetapi tidak secara langsung menggantikan analisis kuantitatif yang diperlukan untuk menetapkan materialitas dalam audit.
Jawaban Soal nomor 3 : SA 330 (Revisi 2021)
- Persamaan fungsi risiko : f(x) = 4x3 -- 10x
- Diberikan bahwa f(2) = 12
Verifikasi nilai f(2):
f(2) = 4(23) -- 10(2)
f(2) = 4(8) -- 10(2)
f(2) = 32 -- 20
f(2) = 12
Nilai ini sudah benar sesuai dengan yang diberikan.
Turunan dari Fungsi Risiko
Untuk menemukan titik-titik kritis dan menentukan area di mana risiko negatif (kemungkinan salah saji material) paling tinggi, kita perlu menghitung turunan pertama dari fungsi f(x). Turunan pertama f'(x) menunjukkan laju perubahan fungsi risiko dan dapat digunakan untuk menemukan titik-titik maksimum atau minimum.
f(x) = 4x3 -- 10x
Turunan pertama f' (x) :
f'(x) = 12x2 -- 10
Menentukan Titik Kritis
Untuk menemukan titik kritis, kita set turunan pertama sama dengan nol:
12x2 -- 10 = 0
12x2 = 10
X2 =10/12
X2 = 5/6
X = +/- 5/6
Menentukan Nilai Risiko pada Titik Kritis
Kita akan mengevaluasi fungsi f(x) pada titik kritis x = 5/6 dan x = -5/6 :
1. Untuk x = 5/6 Â :
F(5/6) = 4(5/6)3 -- 10(5/6)
2. Untuk x = -5/6 :
F(-5/6) = 4(-5/6)3 -- 10(-5/6)
Evaluasi Fungsi :
Mari kita hitung nilai-nilai ini untuk menentukan titik-titik risiko negatif:
Evaluasi untuk x = 5/6 Â
F(5/6) = 4(55/6/6) -- 10(5/6)
Evaluasi untuk x = -5/6 Â
F(-5/6) = 4(-55/6/6) -- 10(-5/6)
Evaluasi ini menunjukkan bagaimana kita menghitung risiko negatif berdasarkan fungsi risiko yang diberikan. Nilai-nilai risiko pada titik kritis memberikan panduan tentang area dengan potensi kesalahan penyajian material yang harus dihindari atau dikelola.
Dalam audit atas laporan keuangan PT Gua Selomangleng, auditor harus mempertimbangkan area-area ini dalam evaluasi risiko dan merancang prosedur audit yang tepat untuk mengurangi risiko kesalahan penyajian material. Hal ini melibatkan pengujian pengendalian internal yang lebih ketat dan penggunaan teknik audit yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa risiko-risiko ini diminimalkan.
Jawaban soal no.4 : SA 450 (Revisi 2021)
Untuk menentukan nilai x yang memenuhi persamaan x3 -- 4x -- 6 = 0 kita dapat menggunakan Metode Newton-Raphson.
Metode ini membutuhkan turunan dari fungsi f(x) = Â x3 -- 4x -- 6 = 0
F'(x) = 3x2 -- 4
Iterasi Newton-Raphson:
xn+1 = xn -- f(xn)/f'(xn)
Kita pilih x0 = 2 sebagai tebakan awal :
f(2) = 8 -- 8 -- 6 = -6
F'(2) = 3(2)2 -- 4 =12 - 4 = 8
Iterasi pertama :
x1 = 2 - -6/8 = 2 + 0.75 = 2.75
Iterasi kedua :
f(2.75) = (2.75)3 -- 4(2.75) -- 6 20.796875 -- 11 -- 6 3.796875
f'(2.75) = 3(2.75)2 -- 4 3(7.5625) -- 4 18.6875
x2 = 2.75 - 3.796875/18.6875 2.75 -- 0.203 2,547
Iterasi ketiga :
f(2,547) = (2,547)3 -- 4(2,547) -- 6 16,474 -- 10,188 -- 6 0,286
f'(2,547) = 3(2,547)2 -- 4 15,472 -- 4 11,472
x3 = 2,547 - 0,286/11,472 2,547 -- 0,025 2,522
Iterasi ini bisa diteruskan hingga konvergensi tercapai. Namun, solusi ini memberikan ide tentang titik awal untuk akar persamaan.
Menyelesaikan x13 + x23 + x33
Dengan asumsi akar-akarnya adalah x13 + x23 + x33 = 0
Namun, untuk akar-akar yang telah kita estimasi (katakanlah x = 2,522)
x3 = (2.522)3 = 16,021
Dari metode iterasi, kita dapat mendekati akar dari persamaan yang diberikan dan menghitung kesalahan penyajian. Dalam konteks ini, kesalahan penyajian identifikasi selama audit akan memerlukan verifikasi lebih lanjut oleh auditor menggunakan data keuangan yang tepat.
Untuk perhitungan materialitas yang tepat dan respons terhadap risiko yang diidentifikasi, auditor PT Gua Selomangleng harus menggunakan metode audit yang disarankan dan prosedur evaluasi berdasarkan SA 450 dan standar audit yang relevan.
Jawaban soal no.5 : SA 501 (Revisi 2021)
Untuk menentukan nilai pertimbangan spesifik pada unsur pilihan yang dibuat oleh KAP kita akan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Definisikan fungsi f(x) dan g(x) :
f(x) = x2 -- 10
g(x) = x + 5
2. Substitusi nilai x = 1 ke dalam fungsi g(x) :
g(1) = 1 +5 = 6
3. Gunakan hasil dari g(1) sebagai input untuk f(x) :
f(g(1)) = f(6)
4. Hitung nilai f(6) :
f(6) -- 62 -- 10 = 36 -- 10 = 26
Jadi, nilai pertimbangan spesifik pada unsur pilihan yang dibuat oleh KAP berdasarkan persamaan ini adalah 26.
Konteks SA 501 (Revisi 2021) dan Nilai Pertimbangan Spesifik
Dalam konteks SA 501 (Revisi 2021), auditor perlu mempertimbangkan aspek spesifik dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk area-area tertentu, termasuk persediaan, litigasi, klaim, dan informasi segmen.
1. Persediaan
Auditor mungkin akan memverifikasi keberadaan fisik persediaan dan mengevaluasi prosedur pengendalian internal yang terkait dengan pencatatan dan pelaporan persediaan. Nilai pertimbangan spesifik (dalam hal ini 26) bisa mengacu pada jumlah sampel persediaan yang diperiksa untuk memastikan bahwa jumlah dan kondisi persediaan sesuai dengan laporan.
2. Litigasi dan Klaim
Auditor akan mengumpulkan bukti terkait litigasi dan klaim yang sedang berjalan atau potensial yang dapat berdampak material pada laporan keuangan. Ini bisa melibatkan komunikasi dengan penasihat hukum entitas dan penilaian terhadap dampak keuangan dari litigasi tersebut.
3. Informasi Segmen
Auditor akan memverifikasi informasi segmen yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku. Ini termasuk memastikan bahwa pendapatan, laba, dan aset dilaporkan secara akurat untuk setiap segmen operasi.
Nilai 26 yang diperoleh dari persamaan f(g(1)) = 26 dapat diinterpretasikan sebagai indikator kuantitatif untuk suatu elemen spesifik yang harus dipertimbangkan oleh auditor. Dalam praktiknya, nilai ini akan diterjemahkan ke dalam tindakan spesifik seperti jumlah sampel yang diuji, nilai klaim yang dievaluasi, atau segmen operasi yang dianalisis untuk memastikan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh. Auditor KAP Meruya Ilir dan Rekan akan menggunakan nilai ini sebagai bagian dari evaluasi keseluruhan dalam proses audit PT Gua Selomangleng.
Jawaban soal nomor 6 : SA 505 (Revisi 2021)
Untuk menentukan besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP berdasarkan persamaan yang diberikan, kita perlu menyelesaikan sistem persamaan linear dan kuadratik ini:
1. x + y + z = 30
2. x2 + y2 + z2 = 300
Langkah 1: Menggunakan Mean untuk Nilai-nilai x,y,z
Mari kita gunakan metode rata-rata (mean) untuk mendekati solusi:
Asumsi awal : x = y = z
Jika x = y = z , maka 3x = 30 x = 10
Langkah 2: Verifikasi Asumsi
Sekarang kita verifikasi nilai-nilai tersebut dengan persamaan kuadratik:
x2 + y2 + z2 = 3(10)2 = 3(100) = 300
Asumsi ini benar karena memenuhi kedua persamaan.
Langkah 3: Nilai Besaran Konfirmasi Eksternal
Dari hasil di atas, kita menemukan bahwa nilai x,y,z adalah 10. Jadi, besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP masing-masing adalah 10.
x = 10, y = 10, z =10
Besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan KAP adalah x = 10, y = 10, z =10 Nilai ini menunjukkan bahwa KAP memerlukan konfirmasi eksternal dengan besaran masing-masing sebesar 10 untuk memenuhi total 30 dan persyaratan kuadratik yang dinyatakan dalam persamaan.
Auditor perlu menjaga pengendalian atas permintaan konfirmasi eksternal sesuai dengan Standar Audit (SA) 505 (Revisi 2021), termasuk menentukan informasi yang akan dikonfirmasi, memilih pihak yang tepat untuk dikonfirmasi, mendesain permintaan konfirmasi, dan mengirimkan permintaan tindak lanjut jika diperlukan.
Jawaban soal no.7 : SA 540 (Revisi 2021)
Untuk menentukan nilai terkecil dalam estimasi akuntansi dalam persamaan matematika untuk SA 540 (Revisi 2021), kita perlu menghitung setiap fraksi dan kemudian membandingkannya untuk menemukan nilai terkecil.
Menghitung Nilai Fraksi
1. 25/28 = 0.892857
2. 53/59 = 0.898305
3. 41/45 = 0.911111
4. 93/105 = 0.885714
Membandingkan Nilai Fraksi
Sekarang, kita bandingkan nilai decimal untuk menentukan yang terkecil:
Nilai terkecil dari fraksi-fraksi yang diberikan adalah:
93/105 = 0.885714
Nilai terkecil dalam estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait dalam suatu audit atas laporan keuangan PT Pandawa Kurawa adalah 93/105 = 0.885714. Auditor akan menggunakan nilai ini sebagai bagian dari evaluasi mereka untuk menentukan apakah estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan adalah wajar dan bebas dari kesalahan penyajian material.
Jawaban soal nomor 8 : SA 570 (Revisi 2021)
Kita memiliki empat persamaan yang harus diuji untuk konvergensi atau divergensi.
Tahun 2019
Untuk menganalisis konvergensi atau divergensi seri ini, kita dapat membandingkannya dengan seri geometrik. Untuk n yang besar, suku dominan adalah 4n di pembilang dan 3n di penyebut:
Seri n=1(4/3)n adalah  seri geometrik dengan rasio r > 1, sehingga seri ini divergen.
Tahun 2020
Untuk n yang besar, suku dominan adalah 5n di pembilang dan 3n di penyebut :
Seri n=1 (5/3)n adalah seri geometrik dengan rasio > 1, sehingga seri ini divergen.
Tahun 2021
Untuk menentukan konvergensi atau divergensi, kita dapat menggunakan tes perbandingan atau tes integral. Untuk  yang besar:
Untuk menganalisis seri ini, kita dapat menggunakan tes integral atau tes rasio. Menggunakan tes rasio:
Untuk  yang besar, rasio mendekati  1, yang kurang dari 1. Jadi, seri ini konvergen.
Kesimpulan untuk SA 570 (Revisi 2021): Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Dari analisis di atas, kita menemukan bahwa:
Tahun 2019: Divergen
Tahun 2020: Divergen
Tahun 2021: Divergen
Tahun 2022: Konvergen
Ini menunjukkan bahwa ada variasi dalam ketahanan kelangsungan usaha. Secara umum, dengan banyaknya seri yang divergen, terdapat ketidakpastian yang signifikan terkait dengan kelangsungan usaha PT Pandawa Kurawa. Auditor perlu memberikan perhatian khusus dan memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun dengan basis kelangsungan usaha yang wajar.
Jawaban soal nomor 9 :
Analisis Opini Audit Berdasarkan Data dan Persamaan Matematika
Dalam konteks PT Pandawa Kurawa, berdasarkan hasil analisis matematis, ditemukan beberapa seri yang divergen. Ini mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang signifikan terkait dengan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Mengacu pada beberapa Standar Audit yang relevan, berikut adalah opini audit yang kemungkinan akan diberikan oleh KAP Meruya Illir dan Rekan, beserta penjelasan terkait empat pertimbangan utama.
1. SA 700 (Revisi 2021): Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
SA 700 mengatur tentang bagaimana auditor merumuskan opini atas laporan keuangan berdasarkan bukti audit yang telah dikumpulkan. Mengingat adanya ketidakpastian material terkait kelangsungan usaha yang telah diidentifikasi:
- Auditor perlu menilai apakah laporan keuangan memberikan gambaran yang wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
- Jika auditor meyakini bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, tidak menyajikan informasi yang benar dan wajar atau jika tidak terdapat cukup bukti yang memadai, auditor harus memodifikasi opininya.
2. SA 701 (2021): Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen
SA 701 mengharuskan auditor untuk mengkomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor independen. Hal audit utama adalah hal yang paling signifikan dalam audit laporan keuangan periode berjalan.
- Dalam kasus PT Pandawa Kurawa, hal audit utama kemungkinan besar adalah ketidakpastian terkait kelangsungan usaha.
- Auditor harus menjelaskan alasan mengapa hal ini dianggap signifikan dan bagaimana hal ini ditangani dalam proses audit.
3. SA 705 (Revisi 2021): Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen
SA 705 mengatur tentang bagaimana dan kapan auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor independen. Berdasarkan analisis matematis yang menunjukkan ketidakpastian material:
- Auditor mungkin perlu memberikan opini wajar dengan pengecualian jika mereka menemukan bahwa meskipun laporan keuangan secara keseluruhan wajar, terdapat kekurangan tertentu yang bersifat material.
- Dalam kasus ketidakpastian yang signifikan terkait kelangsungan usaha, auditor mungkin perlu memberikan opini tidak wajar atau tidak memberikan opini (disclaimer) jika bukti yang diperoleh tidak memadai.
4. SA 706 (Revisi 2021): Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen
SA 706 mengatur tentang penggunaan paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam laporan auditor independen untuk menarik perhatian pengguna terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh auditor.
- Dalam laporan audit PT Pandawa Kurawa, auditor harus mempertimbangkan untuk memasukkan paragraf penekanan terkait dengan ketidakpastian material atas kelangsungan usaha.
- Paragraf ini akan menarik perhatian pengguna laporan keuangan terhadap catatan terkait dalam laporan keuangan yang menjelaskan kondisi tersebut.
Opini Audit yang Kemungkinan Diberikan
Berdasarkan analisis di atas, opini audit yang kemungkinan besar akan diberikan oleh KAP Meruya Illir dan Rekan adalah opini wajar dengan pengecualian atau bahkan opini tidak wajar. Ini disebabkan oleh ketidakpastian material yang signifikan terkait dengan kelangsungan usaha yang tidak dapat diatasi hanya dengan bukti audit yang telah dikumpulkan. Auditor juga perlu mengkomunikasikan hal ini sebagai hal audit utama dan menekankan hal ini dalam paragraf penekanan suatu hal.
Penjelasan Kesimpulan
- SA 700: Laporan keuangan mungkin tidak menyajikan informasi yang benar dan wajar, sehingga opini mungkin dimodifikasi.
- SA 701: Ketidakpastian kelangsungan usaha akan menjadi hal audit utama yang dikomunikasikan.
- SA 705: Opini wajar dengan pengecualian atau tidak wajar mungkin diberikan karena ketidakpastian material.
- SA 706: Paragraf penekanan suatu hal harus disertakan untuk menarik perhatian pengguna terhadap ketidakpastian kelangsungan usaha.
Interpretasi Hermeneutis pada Data Matematika Terkait Standar Audit (SA)
Hermeneutika adalah teori dan metodologi interpretasi, sering digunakan untuk teks dan fenomena kompleks. Dalam konteks ini, kita akan menghubungkan interpretasi hermeneutis terhadap data matematika yang disajikan dalam soal-soal dengan beberapa Standar Audit (SA).
1.SA 530 (Revisi 2021): Sampling Audit
- Data Matematika: Penggunaan formula ukuran sampel Cochran untuk jumlah populasi transaksi yang tidak diketahui.
- Interpretasi Hermeneutis: Pemilihan sampel audit yang tepat mencerminkan komitmen auditor terhadap pemahaman yang mendalam dan akurat tentang populasi data yang lebih luas. Formula Cochran digunakan untuk memastikan bahwa auditor mendapatkan representasi yang memadai dari transaksi, yang memungkinkan interpretasi yang akurat dari keseluruhan data keuangan.
2.SA 320 (Revisi 2021): Materialitas dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
-Data Matematika: Logaritma digunakan untuk menentukan nilai materialitas.
-Interpretasi Hermeneutis: Penggunaan logaritma menunjukkan bahwa auditor perlu memperhitungkan skala dan dampak materialitas dalam keputusan audit. Materialitas bukan hanya tentang angka absolut tetapi juga tentang konteks dan proporsi yang mencerminkan signifikansi informasi bagi pengguna laporan keuangan.
3.SA 330 (Revisi 2021): Respons terhadap Risiko yang Telah Dinilai
- Data Matematika: Persamaan garis risiko (y = mx + b) dan fungsi tangen.
- Interpretasi Hermeneutis: Garis fungsi risiko dan tangen mencerminkan bahwa auditor harus mempertimbangkan hubungan linear dan non-linear dalam menilai risiko. Analisis risiko memerlukan pendekatan multifaset, memperhitungkan perubahan kecil yang dapat memiliki dampak besar pada kesalahan penyajian material.
4.SA 450 (Revisi 2021): Pengevaluasian Kesalahan Penyajian
- Data Matematika: Persamaan kubik dan kesalahan penyajian.
- Interpretasi Hermeneutis: Persamaan kubik menunjukkan kompleksitas dalam mengevaluasi kesalahan penyajian. Kesalahan dapat terjadi dalam berbagai tingkat keparahan dan kompleksitas, dan auditor harus mampu menavigasi dan menilai dampaknya secara akurat terhadap laporan keuangan.
5.SA 501 (Revisi 2021): Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik
- Data Matematika: Fungsi komposisi (f(g(x))).
- Interpretasi Hermeneutis: Fungsi komposisi menunjukkan bahwa bukti audit sering kali bergantung pada beberapa lapisan informasi yang saling terkait. Auditor harus mengevaluasi setiap lapisan bukti secara menyeluruh untuk memastikan keandalan dan ketepatan keseluruhan laporan keuangan.
6.SA 505 (Revisi 2021): Konfirmasi Eksternal
-Data Matematika: Sistem persamaan linier.
-Interpretasi Hermeneutis: Sistem persamaan linier menggambarkan keterkaitan antara berbagai elemen konfirmasi eksternal. Setiap variabel dalam persamaan harus dipertimbangkan untuk memberikan gambaran lengkap dan akurat mengenai keabsahan data yang diperoleh dari pihak eksternal.
7.SA 540 (Revisi 2021): Estimasi Akuntansi
-Data Matematika: Perbandingan pecahan untuk menentukan nilai terkecil.
-Interpretasi Hermeneutis: Perbandingan pecahan dalam estimasi akuntansi menunjukkan bahwa auditor harus mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang paling konservatif dan realistis. Estimasi akuntansi memerlukan evaluasi kritis dari data untuk memastikan bahwa nilai yang digunakan dalam laporan keuangan adalah yang paling representatif dan dapat dipertanggungjawabkan.
8.SA 570 (Revisi 2021): Kelangsungan Usaha
-Data Matematika: Analisis konvergen dan divergen.
-Interpretasi Hermeneutis: Analisis konvergen dan divergen dalam kelangsungan usaha menunjukkan bahwa auditor harus mempertimbangkan skenario yang berbeda dalam menilai kelangsungan usaha entitas. Skenario yang divergen menunjukkan potensi risiko signifikan yang dapat mengancam kelangsungan usaha, sementara skenario konvergen menunjukkan stabilitas.
Referensi :
Gadamer, H. G. (1989). Truth and Method (2nd ed., revised).
Hayes, R., Dassen, R., Schilder, A., & Wallage, P. (2005). Principles of Auditing: An Introduction to International Standards on Auditing.
https://iapi.or.id/cpt-special-content/standar-audit-sa/
http://spap.iapi.or.id/1/files/SA%20500/SA%20530.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI