Patih Suwanda melambangkan karakter setia kepada perintah serta rela berkorban jiwa dan raga. Dia menunjukkan kegagahberaniannya dan kesetiaannya dalam mengabdi kepada sang Prabu. Patih Suwanda mengajarkan pentingnya kesetiaan dan keberanian dalam menjalankan tugas.
2. Raden Kumbakarna
Raden Kumbakarna berkarakter pembela kehormatan serta cinta tanah air dan bangsa. Dia memperjuangkan kehormatan dan cinta pada tanah airnya. Raden Kumbakarna mengajarkan pentingnya nasionalisme dan keberanian dalam membela kehormatan.
3. Adipati Karna
Adipati Karna menggambarkan sifat seseorang yang sadar diri untuk membalas budi. Dia menunjukkan kesetiaan dan keteguhan komitmen dalam membalas budi. Adipati Karna mengajarkan pentingnya kesetiaan dan tanggung jawab dalam hubungan sosial
Bambang Sumantri yang setelah menjadi patih disebut "Patih Suwanda" adalah Patih dari Raja Harjunasasrabahu dari negara Maespati pada era sebelum Sri Rama tokoh dalam kisah Ramayana. Patih Suwanda termasyhur dalam kegagahberaniannya, mampu melaksanakan semua tugas dari Prabu Harjunasasrabahu dengan penuh tanggungjawab dan akhirnya gugur di palagan melawan Dasamuka.
Kumbakarna adalah adik dari Prabu Dasamuka raja Ngalengkadiraja (Alengka), walaupun berbentuk raksasa tetapi tidak mau membenarkan tindakan kakaknya yang angkara murka dengan menculik Dewi Shinta. Walaupun demikian pada saat kerajaan Ngalengkadiraja diserang oleh musuh, yaitu Sri Rama dan pasukannya, Kumbakarna memenuhi panggilan sifat ksatrianya, mengorbankan jiwa untuk membela tanah air.
Kumbakarna gugur membela negara, bukan membela kakaknya. Kumbakarna adalah salah satu pelaku dalam kisah Ramayana.
Adipati Karna adalah tokoh dalam Mahabharata. Ia tidak membela Pandawa yang saudara satu ibu melainkan membela Prabu Suyudana (Kurupati) raja Hastina untuk membalas budi baik sang raja yang telah mengangkat derajatnya. Adipati Karna yang saat kelahirannya dibuang di sungai kemudian ditemu dan diangkat anak oleh kusir Adirata, dijadikan adipati oleh Prabu Suyudana.
Oleh sebab itu dalam perang besar Bharatayuda Adipati Karna berada di pihak Kurawa yang ia tahu bahwa Kurawa adalah pihak yang angkara murka. Sang Suryaputra gugur dalam perang tanding melawan Harjuna, adiknya, satu ibu.
Secara ringkas, itulah kepahlawanan tiga ksatria dalam tiga jaman yang berbeda yang diangkat oleh Sri Mangkunegara IV dalam Serat Tripama yang terdiri dari 7 bait tembang Dhandanggula: Bait pertama dan ke dua mengisahkan kepahlawanan Kumbakarna, Bait ke tiga dan empat tentang Kumbakarna, Bait ke lima dan enam mengenai Adipati Karna dan Bait ke tujuh adalah kesimpulan/penutup.