Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengulik Naik Turunnya Penampilan Utah Jazz di Musim 2018-2019

16 April 2019   12:37 Diperbarui: 17 April 2019   19:25 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Utah Jazz di tengah kegamangan antara relatif sukses atau melangkah lebih jauh dalam tiga musim. Sumber: NBAE via Getty Images.

Jazz melepas Burks bersama dua draft pick masa depan untuk menggaet penembak tripoin veteran, Kyle Korver. Korver bereuni dengan Snyder, karena pernah sama-sama berkontribusi di Atlanta Hawks musim 2013-14. 

Seiring berjalannya waktu, Korver membentuk koneksi The Uncle Brothers bersama Ingles. Korver langsung tancap gas di laga kandang pertamanya versus San Antonio Spurs, (5/12/2018). Bermain selama 15 menit, Korver menyumbang 15 poin. Ketika itu, Jazz sukses melesatkan 20 tembakan tiga poin, rekor tertinggi sepanjang sejarah franchise.

Kedatangan Korver praktis menjadi salah satu garis cahaya di awan mendung bulan November Utah Jazz. Selain hal tersebut, Utah Jazz juga pantas bangga lakukan swept kepada Boston Celtics. Sebab, hanya kepada Celtics saja, Jazz sanggup sapu bersih tim elite dari wilayah timur pada musim ini. Melawan Pacers, Bucks, Sixers, dan Raptors, Jazz dua kali kalah.

Sampai tanggal 17 Desember 2018, hawa "lebih-baik-tanking-siapa-tahu-dapat-Zion" tercium di kalangan Jazz Nation. Mengisi kolom komentar akun media sosial Jazz yang juga tidak bisa berbuat apa-apa selain bersikap sok optimis menatap laga ke depan.

Ricky Rubio jadi sasaran karena terlalu lembek saat bertahan dan lemparan bolanya malah keras seperti bata. Donovan Mitchell mulai diragukan lewat tuduhan alami sophomore slum, serta ada singgungan kalau debat ROTY musim lalu terlalu dibuat-buat. Rudy Gobert seolah tidak pantas mempertahankan gelar Defensive Player of The Year (DPOY), karena hilang dalam percakapan tersebut, berganti sosok Myles Turner. Segalanya serasa suram.

Pada hari itu, Houston Rockets membungkam Jazz salah satunya lewat stepback Harden. Pada hari itu, rekor Jazz hanya 14-17. Untungnya, Jazz tidak pernah berselisih lebih tiga angka sepanjang musim. Segala kekacauan masih bisa dicari titik balik. Memang, titik balik mulai ditemukan.

Ganti tahun, ganti peruntungan. Rekor bulan Januari sungguh mengesankan. Sebanyak 11 kali menang, hanya 4 kali kalah. Banyaknya laga kandang dan perjalanan ke kota tim-tim lemah di wilayah timur sangat menguntungkan. Mitchell stabil melalui rataan 23,8 poin yang berkontribusi besar dalam kemenangan Utah Jazz. Sebab, ketika pemain seperti Crowder, Rubio, Burks, bahkan Gobert menjadi topskor tim di suatu laga, kemungkinan besar Utah Jazz kalah.

Sedangkan Gobert lambat laun didiskusikan lagi sebagai center elite. Gobert menghuni 5 besar soal rebound dan blok. Data statistik menunjukan Gobert mengoleksi 1041 rebound (hanya kalah dari Andre Drummond) dan 187 blok (di bawah Turner). Sedangkan untuk persentase, Gobert mencatat 12,9 rebound per laga (urutan keempat) dan 2,3 blok per gim. Galaknya, Gobert sangat bersih di bawah ring lewat kesuksesan penyelesaian peluang (field goal) sebesar 66.9%, terbaik di kompetisi.

Kesuksesan Jazz "kejar setoran" karena performa mengilap mereka. Mitchell merelakan diri absen ikut serta untuk mempertahankan gelar kontes Slam Dunk. Gobert sempat meneteskan air mata, setelah tahu ibunya menangis tersedu-sedu mendengar kerja keras Gobert belum diganjar pangkat All-Star. Dua indikasi betapa keduanya sangat bersusah payah mengangkat prestasi Jazz untuk menapaki zona play-off.

Utah Jazz hari ini adalah Utah Jazz era Gobert-Mitchell. Kelangsungan franschise bergantung pada kinerja keduanya. Peningkatan kualitas permainan keduanya sangat signifikan menuntun langkah tim. Memang masih sangat jauh untuk dibandingkan duet Karl Malone-John Stockton, tapi Gobert-Mitchell punya peluang berbuat serupa atau mungkin saja melampauinya.

Tentu tidak bisa dikesampingkan pemain lain, seperti Joe Ingles yang merangkak naik sebagai pencetak tembakan tiga poin terbanyak di tim. Juga Rubio yang mesti terus membuktikan diri bukan seorang garda poin level biasa-biasa saja. Favors yang mestinya turut mengomando dan menjadi teladan dengan status pemain terlama di tim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun