Banyak konsumen beberapa kali memesan bunga yang tidak dijual di tokonya, namun untuk bunga dandelion kasusnya nampak sedikit lain. Dandelion merupakan tanaman liar yang tumbuh ketika musim semi. Tentu saja karena sifatnya gulma, dandelion sangat kuat dalam segala kondisi sehingga tanaman ini akan tetap tumbuh dimana saja. Jikapun kau mencarinya hingga ke ujung dunia tetap tidak akan ada yang menjual bunga ini.
Bocah itu merengut tak suka. "Kenapa kau tidak menjualnya? Bukankah bunga dandelion dapat menyembuhkan segala penyakit dan memberikan kebahagiaan? Seharusnya banyak penjual bunga seperti mu menumbuhkan bunga ini untuk menolong orang lain yang sedang sakit!"
Sedikit tersentak karena bocah itu meninggikan intonasinya, tetapi sedetik kemudian si anak lelaki kembali merubah ekspresinya menjadi datar. Dia tidak suka berbicara panjang apalagi berdebat. Dan terdengar dari nada ucapan bocah di depannya seakan memancing untuk beradu mulut mengenai suatu permasalahan yang bahkan tidak bocah itu pahami.
"Karena dandelion bukanlah bunga namun hanyalah tanaman liar," kata anak lelaki.
Tetapi bocah tersebut semakin tidak terima. Lantas menurunkan tas ranselnya dan mencari keberadaan suatu barang sebelum memberikannya pada si anak lelaki.
Sebuah buku dongeng anak-anak berjudul 'Incurable Disease'.
Awalnya si anak lelaki tidak mamahami perlakuan salah satu pelanggannya itu, namun ketika dia membaca sekilas sinopsis dari buku itu barulah ia paham apa yang dimaksud oleh bocah tersebut.
Buku itu berisi cerita seorang putri malang yang terjangkit penyakit langka sehingga sulit ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Satu-satunya obat untuk menghilangkan penyakit sang putri adalah ekstrak bunga dandelion yang menurut cerita hanya bisa di dapatkan di daerah pegunungan.
"Kalau aku bisa mendapatkan bunga ini, maka aku bisa membuat ibu tersenyum lagi!" seru bocah itu dengan mata yang menunjukkan kobaran harapan.
Si anak lelaki menimang-nimang buku dongeng di tangannya sebelum bertanya, "Apakah ibumu sedang sakit? Kau bisa memberikannya bunga krisan sebagai harapan agar beliau lekas sembuh."
Hening sejenak sebelum si bocah menggeleng lemah. Tatapannya menyendu untuk sesaat. Terlihat amat rapuh bahkan lebih menyedihkan dari nenek si anak lelaki yang hanya bisa berbaring di kasur.