Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merawat “Cipali ku”

3 Agustus 2015   17:40 Diperbarui: 3 Agustus 2015   17:47 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pengguna tol harus selalu ingat bahwa jalan tol dibuat tidak untuk kebut-kebutan tetapi untuk memperlancar perjalanan. Sudah umum kita melihat ketika jalanan bagus dan sepi, para pengguna akan memacu kendaraannya dengan kecepataan maksimal. Mereka lupa bahwa ada batasan kecepatan maksimal dan minimal di tol. Mereka harus benar-benar memperhatikan hal ini. Jika mereka melanggarnya pihak pengelola dapat memberikan denda.

Mereka juga harus mematuhi semua petunjuk keselamatan di jalan tol. Sebuah buku manual atau informasi mengenai keselamatan berkendara bisa diberikan ketika mereka masuk jalan tol. Informasi ini harus dibuat dengan bahasa yang mudah sehingga para pengguna jalan tol dapat memahaminya dengan cepat. Para pengguna jalan tol sangat beragam dan mereka harus benar-benar paham hal apa apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Selain itu, para pengguna tol juga harus ikut serta menjaga jalan tol itu sendiri misalnya tidak membuang sampah sembarang dan ikut memastikan berat barang sesuai dengan beban maksimal kendaraan. Hal ini penting karena akan memperlancar berkendara di dalam tol dan mengurangi resiko kecelakaan di jalan.

Pengguna jalan bisa juga harus memantau keadaan di dalam tol lewat informasi yang diberikan oleh pengelola jalan tol baik lewat radio maupun penunjuk informasi jalan. Kadang-kadang kita lupa tidak memperhatikan hal-hal tersebut karena kita percaya bahwa di jalan tol semuanya bebas hambatan.

  • Pebisnis di Jalan Tol

Saat ini saya melihat hanya ada dua bisnis di jalan tol seperti restauran dan pengisian BBM. Jalan tol bagi saya sendiri khususnya yang berada di luar kota dapat menjadi tempat wisata. Pemandangan di sepanjang tol Cipali sangat indah. Pebisnis seharusnya dapat memanfaatkan hal ini dengan membuat program wisata khusus jalan tol yang tidak hanya bertujuan untuk melihat pemandangan tetapi juga mendidik para pengguna jasa wisata ini untuk belajar bagaimana sebuah infrastruktur dibuat.

Program wisata edukatif diharapkan dapat mendidik mereka untuk memanfaatkan dan menggunakan jalan tol secara baik dan benar. Memang perlu dibuat terobosan-terobosan yang inovatif sehingga ada hal yang dapat kita pelajari dalam berbagai hal. Selain hal tersebut para pebisnis juga dituntut untuk menjalankan bisnis dengan baik dan benar. Artinya bahwa jangan hanya keuntungan yang semata-mata dikejar tetapi juga bagaimana mereka memikirkan lingkungan yang berada di sekitar jalan tol.

Akhirnya memelihara tol Cipali tidak hanya merupakan tanggung jawab pengelola tetapi juga semua pihak. Saya sendiri berharap bahwa tol Cipali suatu saat akan menjadi model tol yang dikelola secara profesional dan menjadikan benchmark bagi para pengelola tol yang lain. Mari kita terus menjaga dan merawat infrastruktur yang telah dibuat dengan baik. Jika semuanya berjalan dengan baik maka kita pun akan nyaman dalam melakukan kegiatan apa saja.

 (Jakarta, 3 Agustus 2015, FB: Travel with Ony Jamhari) 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun