Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merawat “Cipali ku”

3 Agustus 2015   17:40 Diperbarui: 3 Agustus 2015   17:47 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Lebaran telah selesai dan orang-orang sudah mulai kembali ke Jakarta untuk memulai rutinitas mereka. Sebelum lebaran tepatnya pada tanggal 4 Juli 2015 saya dan para Kompasianer mendapat kesempatan berkunjung ke tol Cipali. Kegiatan ini disponsori oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saya pun sempat menulis artikel tentang TIPS Mudik Lewat Tol Cipali di sini. Mudik lewat tol sepanjang 116,75 km ini memang sangat berbeda karena untuk pertama kalinya Indonesia mempunyai infrastruktur jalan tol yang tidak hanya panjang tetapi juga berkualitas “baik”.

Beberapa teman dan seorang kerabat yang kebetulan mudik dan melalui jalan tol ini mengatakan bahwa dari segi kualitas jalan tol Cipali adalah tol terbaik yang pernah mereka lalui. Cerita mudik lewat tol Cipali bahkan hampir selalu menjadi berita utama di semua media di tanah air dalam satu bulan terakhir. Tol terpanjang di pulau Jawa yang menghabiskan dana pembangunan sebesar kurang lebih 12.5 trilyun memang membuat siapa saja penasaran tidak hanya untuk melihat tetapi juga menggunakannya. Mungkin ini adalah salah satu mega proyek terbesar di Indonesia saat ini.

Berbagai cerita tentang kesuksesan Cipali dalam menyukseskan mudik lebaran tahun ini sudah sepantasnya kita apresiasi. Pihak pengelola tol dalam hal ini PT Lintas Marga Sedaya (LMS) yang dibantu oleh aparat kepolisian dan departemen terkait telah menunjukkan kemampuannya dalam mengatur lalulitas di jalan tol terutama sebelum dan sesudah lebaran. Kalaupun ada beberapa kendala seperti kecelakaan hal tersebut tidak lepas dari unsur pengemudi ketika mengendari kendaraannya. Mereka bisa saja terlena dengan jalanan yang mulus sehingga mereka berlomba untuk memacu kendaraannya dengan lebih cepat.

Kurang lebih dua bulan tol Cipali sudah beroperasi dan kedepannya tentu saja masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh banyak pihak supaya penggunaan tol ini menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagai warga negara Indonesia jujur saja saya merasa bangga dengan adanya tol ini. Indonesia tidak kalah dengan dunia luar. Yang diperlukan adalah keseriusan semua pihak untuk dapat membuat proyek seperti tol Cipali ini untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita dapat menjaganya.

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak terkait seperti PT LMS, masyarakat pengguna jalan tol, dan para pebisnis untuk terus bekerja bersama memaksimalkan penggunaan tol Cipali 

  • PT Lintas Marga Sedaya

Salah satu hal penting dalam mengelola tol ini adalah bagaimana membuat tingkat kecelakaan di tol ini menjadi ‘zero’. Pihak manajemen harus terus bekerja keras untuk memastikan bahwa kondisi jalan aman untuk dilalui. Pemasangan rambu-rambu atau tanda-tanda lalulintas di tol juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menentukan keamanan berkendara di dalam tol.

Tidak ada salahnya juga memasang kamera di beberapa ruas jalan untuk memastikan bahwa para pengemudi tidak over speeding. Jika kita tidak dapat memasangnya, kita harus selalu mengingatkan pengguna jalan ketika masuk tol untuk terus waspada. Beberapa tanda-tanda untuk selalu berhati-hari juga harus di pasang di beberapa ruas jalan sehingga para pengemudi selalu ingat bahwa pelanggaran sekecil mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan.

Kalaupun dalam bulan kemarin beberapa fasilitas seperti restauran, pengisian bahan bakar, dan juga beberapa fasilitas lain di rest area belum berfungsi 100% maka ada baiknya dalam tiga bulan ini fasilitas ini dapat dibenahi. Beberapa fasilitas lain seperti unit penanganan kecelakaan, ambulan, serta kendaraan derek juga harus tersedia. Yang paling penting tidak hanya menyediakan fasilitas tetapi juga merawat fasilitas tersebut.

Kedepannya semoga pengelolaan tol Cipali dapat menjadi sebuah pengelolaan tol yang profesional dan menjadi inspirasi bagi para pengelola tol lain yang saat ini sedang dibangun di Indonesia. Jangan sampai nanti ada perkataan bahwa Indonesia itu bisa membangun tetapi tidak bisa merawat. Sudah banyak contoh selama ini bahwa Indonesia dapat membangun infrastruktur dengan baik tetapi tidak bisa merawatnya.

  • Pengguna Tol

Para pengguna tol harus selalu ingat bahwa jalan tol dibuat tidak untuk kebut-kebutan tetapi untuk memperlancar perjalanan. Sudah umum kita melihat ketika jalanan bagus dan sepi, para pengguna akan memacu kendaraannya dengan kecepataan maksimal. Mereka lupa bahwa ada batasan kecepatan maksimal dan minimal di tol. Mereka harus benar-benar memperhatikan hal ini. Jika mereka melanggarnya pihak pengelola dapat memberikan denda.

Mereka juga harus mematuhi semua petunjuk keselamatan di jalan tol. Sebuah buku manual atau informasi mengenai keselamatan berkendara bisa diberikan ketika mereka masuk jalan tol. Informasi ini harus dibuat dengan bahasa yang mudah sehingga para pengguna jalan tol dapat memahaminya dengan cepat. Para pengguna jalan tol sangat beragam dan mereka harus benar-benar paham hal apa apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Selain itu, para pengguna tol juga harus ikut serta menjaga jalan tol itu sendiri misalnya tidak membuang sampah sembarang dan ikut memastikan berat barang sesuai dengan beban maksimal kendaraan. Hal ini penting karena akan memperlancar berkendara di dalam tol dan mengurangi resiko kecelakaan di jalan.

Pengguna jalan bisa juga harus memantau keadaan di dalam tol lewat informasi yang diberikan oleh pengelola jalan tol baik lewat radio maupun penunjuk informasi jalan. Kadang-kadang kita lupa tidak memperhatikan hal-hal tersebut karena kita percaya bahwa di jalan tol semuanya bebas hambatan.

  • Pebisnis di Jalan Tol

Saat ini saya melihat hanya ada dua bisnis di jalan tol seperti restauran dan pengisian BBM. Jalan tol bagi saya sendiri khususnya yang berada di luar kota dapat menjadi tempat wisata. Pemandangan di sepanjang tol Cipali sangat indah. Pebisnis seharusnya dapat memanfaatkan hal ini dengan membuat program wisata khusus jalan tol yang tidak hanya bertujuan untuk melihat pemandangan tetapi juga mendidik para pengguna jasa wisata ini untuk belajar bagaimana sebuah infrastruktur dibuat.

Program wisata edukatif diharapkan dapat mendidik mereka untuk memanfaatkan dan menggunakan jalan tol secara baik dan benar. Memang perlu dibuat terobosan-terobosan yang inovatif sehingga ada hal yang dapat kita pelajari dalam berbagai hal. Selain hal tersebut para pebisnis juga dituntut untuk menjalankan bisnis dengan baik dan benar. Artinya bahwa jangan hanya keuntungan yang semata-mata dikejar tetapi juga bagaimana mereka memikirkan lingkungan yang berada di sekitar jalan tol.

Akhirnya memelihara tol Cipali tidak hanya merupakan tanggung jawab pengelola tetapi juga semua pihak. Saya sendiri berharap bahwa tol Cipali suatu saat akan menjadi model tol yang dikelola secara profesional dan menjadikan benchmark bagi para pengelola tol yang lain. Mari kita terus menjaga dan merawat infrastruktur yang telah dibuat dengan baik. Jika semuanya berjalan dengan baik maka kita pun akan nyaman dalam melakukan kegiatan apa saja.

 (Jakarta, 3 Agustus 2015, FB: Travel with Ony Jamhari

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun