Mohon tunggu...
Syahrani New
Syahrani New Mohon Tunggu... Jurnalis - Writeprener

Pemerhati Sosial Politik, Pegiat Literasi, dan Mahasiswa Magister Universtas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontroversi Bulan Desember: Ucapkan Selamat Natal Halal

25 Desember 2019   15:20 Diperbarui: 25 Desember 2019   16:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal Allah Ta'ala telah berfirman,

"Bagimu agamamu, bagiku agamaku." (QS. Al-Kafirun: 6).
 Lalu bagaimana dengan pendapat diatas, berarti mereka tidak toleran dong dengan umat lain, bagi kelompok ini secara umum tidak ada hubungannya dengan toleransi. Mereka sangat toleran, namun ini karena ada kaitannya dengan Aqidah maka kemudian bagi mereka tidak ada kemungkinan untuk menegosiasikan pengucapan Natal tersebut karena bisa mengganggu Aqidah dan bisa-bisa mengarah kepada kekafiran.

Adapun yang memperbolehkannya, lalu kemudian keimanannya Rusak dan di vonis kafir? Bagi mereka yang mengucapkan selamat Natal, bukan berarti kita membenarkan Iman umat kristian, kita akan tetap berdiri pada iman kita, hanyalah bagian dari upaya untuk membangun harmonisasi, hubungan baik antar agama, karena ketika mengucapkan selamat bukan berarti kita mengakui sebagaimana mereka juga mengungkapkan selamat hari raya untuk umat Islam. Ini adalah sebuah hubungan timbal baik dalam berinteraksi antar umat beragama.

Lalu bagaimana berarti anda tidak menghormati ulama-ulama terdahulu?

Ya tidak juga. Ulama-ulama terdahulu sangat Cerdas dan membanggakan Umat Islam, hingga kini pemikirannya juga banyak di adopsi dan dikembangkan oleh ulama-ulama masa kini. Tapi kan zaman sudah berubah, dalam konteks ini umat Islam tidak berperang lagi, tidak ada sentimen keagamaan lagi, sehingga tidak perlu lagi masing-masing keras kepala. Karena keduanya sudah hidup berdampingan dalam bingkai ke Indonesian.

Salah satu dalil yang mereka gunakan ketika membolehkan mengucapkan selamat Natal itu adalah sbb;

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al Mumtahanah: 8)

Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.  Dari dalil diatas mereka menganggap bahwa mengucapkan ucapan selamat hari natal adalah suatu bentuk perbuatan baik kepada orang-orang nashrani.

Pendapat Pemikir Kontemporer

Ulama-ulama yang banyak membolehkan mengucapkan perayaan natal ini, biasanya di wakili oleh ulama-ulama Modern, seperti Grand Syeikh Al-Azhar (Mesir), Syeikh Mustofa Zarqa (Mesir), Dr. Muhammad Abd Allah al-Syarqawi (Qatar), Syeikh Yusuf Qardawi (Mesir-Qatar), Syeikh Ali Jumuah (Mesir), Habib Ali Al-Jufri ( Yemen), Habib Umar Bin Hafiz (Yemen), Quraish Shihab (Indonesia), Buya Hamka (Indonesia), dan lain sebagainya.

Misalnya Grand Syeikh Al-Azhar Mesir dalam beberapa kegiatan selalu menegaskan  hubungan Islam-Kristen. Grand Syekh dalam pertemuannya beberapa waktu lalu  dengan Paus Fransiskus selalu berupaya untuk memperkuat dialog antar agama, memantapkan nilai perdamaian dan keharmonisan antar bangsa dan peradaban manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun