Mohon tunggu...
Ony Edyawaty
Ony Edyawaty Mohon Tunggu... Guru - pembaca apa saja

hanya seorang yang telah pergi jauh dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merajut Makna Menjahit Rencana: Sebuah Upaya Transformasi Diri Menjadi Penggerak

13 September 2021   22:09 Diperbarui: 14 September 2021   07:25 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Di saat bersamaan, seorang Guru Penggerak juga mahir memilih dan menggunakan aplikasi teknologi dalam aksinya. Cerita tentang tuntutan dan tekanan yang tinggi bagi Guru Penggerak yang harus menyelesaikan tugas-tugasnya dalam format disain aplikasi digital, telah menjadi bagian penuh perjuangan dan jatuh bangun.

Begitu banyak kendala, meliputi peralatan, signal dan daya dukung sumber belajar. Di sinilah kolaborasi menjadi kunci.

Kepribadian yang terbuka, ramah dan menyenangkan (inklusif) adalah prasyarat bagi kolaborasi yang sukses. Guru Penggerak telah terdeteksi memiliki karakter ini pada serangkaian tahap seleksi dan inilah yang akan terus berkembang selama perjalanan pendidikannya. 

Berbagai keterampilan dan intuisi yang terus diasah dalam kerja kolaborasi akan membuat seorang Guru Penggerak lahir sebagai manusia baru yang resilien. Seseorang dengan daya lenting dan fleksibilitas yang baik dengan daya adaptasi yang luas.

Kesemuanya itu akan bermuara pada keberpihakan pada siswa. Untuk apa lagi semua nilai istimewa tersebut dikuasai seorang guru, jika bukan dipakai untuk melahirkan manusia-manusia unggul?

Para siswa yang diolah oleh para Guru Penggerak juga diharapkan sehebat gurunya. Mereka harus memiliki kecerdasan spiritual (beriman, bertakwa kepada Tuhan serta berakhlak mulia) mandiri, bergotong royong, berkeBhinnekaan global, bernalar kritis dan kreatif.

Relevansi Nilai dan Peran Guru Penggerak yang Futuristik dengan Nilai-Nilai Filosofis Ki Hajar Dewantara yang Cenderung Kuno

Bagaimana menarik benang merah antara nafas pendidikan modern yang dahsyat dengan gempuran digitalisasi dengan konsep Pendidikan ala Ki Hajar Dewantara yang "old fashioned"?

Bagaimana sebuah pemikiran yang berasal dari hampir satu abad yang lampau relevan dengan keadaan masa kini?

Bagian itu sangat menggoda untuk ditelusuri. Terdapat nilai-nilai abadi yang tidak lekang oleh terpaan dahsyat perubahan zaman. Nilai normatif yang berasal dari olah pikir dan rasa seorang manusia yang berakal budi akan tetap ada selamanya.

Manusia telah melampaui kemampuan reptilia dalam mempertahankan diri dan kemampuan berolah rasa dalam otak limbik (mamalia). Terdapat bagian kognisi yang mampu mencipta, memiliki karsa, bergerak dan mempengaruhi orang lain dengan kesadaran penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun