*Teruntuk Indah Dan Montus
Entah bagaimana semua yang tidak pernah ada
Kemudian berakhir menjadi kisah nyata sebagai
Takdir yang harus dijalani sampai tuntas
Tentu aku mengharapkan kebersamaan yang lebih.
Kita pernah bertemu, mungkin tadir kita saling bertaut
Ketika permisi ku yang sementara dikala itu
Kemudian menjadi abadi dalam kedua bola matamu
Yang menjadi alasan kita akhirnya terus berdekatan.
Sungguh aku akhirnya paham
Bagaimana Tuhan adalah penulis jalan hidup yang mahir
Menitipkan pertemuan-pertemuan kecil yang sementara
Menjadi kunci untuk membuka hati yang telah lama diam.
Seperti biasa, pada awalnya aku meragukan kesungguhan
Apalagi dengan bekas luka yang belum berhasil disamarkan oleh senyuman
Tetapi kau terus menunjukkan keseriusan menepis dilema
Dan pada akhirnya akulah yang terjebak dalam kegalauan.
Tahukah engkau jika aku akan terlihat lebih manis
Dan anggun ketika berada di dekatmu?
Seperti berhasil menjadi diri sendiri
Yang selama ini tertutup keraguan.
Kata beberapa orang, harus lebih berhati-hati terhadap lelaki sepertimu
Dengan latar belakang kepandaian pasti gampang merayu
Tanpa mereka tahu, aku tidak pernah menanggapi itu
Sebab aku telah jatuh jauh ke dalam tentangmu.
Aku pernah menanggapimu sebagai canda, sungguh
Namun kemudian aku menjadi candu yang serius
Detik-detik aku memupuk kerinduan
Hingga senja datang dan kau tak lagi terjebak kesibukan.
Aku menemukanmu di antara banyak pesan singkat yang masuk
Namun hanya kau dan baris-baris katamu yang mampu mengetuk
Dan aku membukanya seperti kegirangan seorang anak kecil
Yang telah lama mendambakan pertemuan juga pelukan.
Aku menemukanmu di antara kesibukanku
Hadir dalam tawa renyah anak-anak didik
Dan aku begitu mencintai mereka
Mungkin sama seperti engkau mencintai murid mu.
Aku menemukanmu ketika aku terjebak gundah
Dan kau dengan bersusah-susah datang menjawabnya
Kita seperti murid-murid nakal yang mencoba
Mencuri waktu untuk menatap layar telepon genggam.
Pada akhirnya aku menemukanmu menjadi satu-satunya alasan
Untuk terus menunggu waktu berlalu tanpa malu
Sebab aku tahu kau akan datang menjemputku
Menjalankan apa saja yang kita mau.
Sebab sejak pertemuan itu
Kau dan aku terpaut takdir waktu
Dan sungguh
Tidak ada lagi alasan aku untuk malu.
Maumere, 2021.
Penulis: Maxi L Sawung, tinggal di Maumere, menyukai buku. Menghabiskan sisa waktunya di Facebook, @Maxi L Sawung.Â