Mohon tunggu...
Onriza Putra
Onriza Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Duta Damai Dunia Maya BNPT RI

Tulis apa yang kamu pikirkan Pikirkan apa yang kamu tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jurnalisme Dibungkam, Bisakah Media Sosial Bicara?

25 September 2019   11:15 Diperbarui: 25 September 2019   11:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, toh harus dikatakan juga, bahwa meski tentang lahirnya suatu postingan bisa dibaca melalui riset ilmiah, prosesnya itu sendiri tetap tidak jauh dari ajang pamer dan pansos. Bahkan, saya kira, itulah tujuan sang tukang posting.

Sebuah Koreksi

Tulisan diatas agak sok tahu, kalimat "ketika jurnalisme dibungkam, media sosial harus bicara, karena bila jurnalisme bicara tentang kepentingan, media sosial bicara dengan kekinian". 

Rupa-rupanya saya memang sangat bodoh, baru beberapa detik lalu  saya menyadari pernyataan itu sangat lemah, seolah-olah saya tahu apa itu kebenaran.

Kebenaran bukan milik orang per orang, kelompok dan golongan tertentu. Jurnalisme dan postingan di media sosial tidak relevan untuk mewakili kebenaran. Setiap kata dan kalimat barangkali saja dikonstruksi agar bisa dianggap menjadi kebenaran.

Tapi sejatinya, yang harus muncul adalah semangat perlawanan terhadap pembungkaman dan ketidakadilan, baik melalui media massa maupun media sosial. 

Memang, kedua-duanya berfungsi bak bermata dua. Disatu sisi sebagai media menyampaikan informasi, disisi lain justru menyebarkan kebencian dan fitnah. 

Apa yang kita kenal sebagai arab spring yang dimulai di Mesir adalah perlawanan melawan rezim otoriter korup melalui Facebook dan Twitter. 

Gerakan ini mewabah hingga Tunisia, Libya dan negara Timur Tengah lainnya. Bahkan saat ini, Hongkong berhadapan dengan massa demonstran yang menggalang kekuatan melalui media sosial.

Indonesia bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun