Akhirnya drama ini berakhir dengan bahagia genap 16 Episode dan dapat memuaskan penontonnya. Terbukti menghasilkan rating tertinggi saat penayangan pada episode terakhirnya yakni dengan meraih rating nasional rata-rata hingga 12,7% dilansir Soompi.com.Â
Meskipun drama ini telah usah kemarin (18/10), pembahasan drama ini pun masih membanjiri seluruh jagat sosial media terutama Twitter, 2 hari berturut-turut trending.
Beberapa netizen setelah sehari berlalu mengetahui telah usai drama ini, mengaku sudah kangen warga Gongjin. Banyak hal yang bisa membuat kangen dari drama ini, karena drama ini tidak hanya fokus terhadap pemeran utamanya saja namun dari berbagai aspek.
Selain keromantisan pada pemeran utama, ternyata drama ini juga banyak mengandung nilai-nilai dalam kehidupan atau pesan moral untuk masa kini serta masa yang akan datang, sehingga penontonpun seolah-olah terhipnotis turut merasakan perasaan disetiap adegannya.
Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kepribadian anak
Terlihat pada setiap episodenya, tak hanya latar belakang masa kecil sang pemeran utama Dusik dan Hyejin saja, namun semua anak kecil digambarkan dengan jelas mempunyai latar belakang yang tak jauh berbeda dengan pemeran utamanya.
Mulai dari masa kecil pemeran utamanya Dusik dan Hyejin. Telah kehilangan sosok orangtua sejak kecil, membuat mereka mempunyai pikiran dewasa sebelum waktunya.Â
Hyejin semasa kecil sudah menggantikan peran Ibu untuk mengurus Ayahnya yang keras kepala dan semakin terpuruk setelah kehilangan Ibunya.Â
Sedang jika Dusik semakin kesepian sebatang kara tak punya keluarga menjadikan dia seorang yang tertutup, apapun yang terjadi terus berusaha untuk menahannya sendiri.Â
Masalalu pemeran ini hampir sama dengan latar belakang Juri anak dari pemilik Cafe di Gongjin, namun Ia memiliki tetangga seorang Ibu pemilik restoran makanan Tionghoa yang cukup perhatian kepadanya dikarenakan Ibu tersebut mempunyai anak jika masih hidup sebaya dengan Juri.
Bertolak belakang dengan kedua anak ini, mereka mempunyai kedua orangtua yang utuh namun mempunyai kasus berbeda. Ijun mempunyai latar belakang orangtuanya bercerai sudah 15 tahun.Â
Sama dengan sifat Dusik, Ijun mempunyai sifat yang tertutup, selalu berusaha bahagia meskipun hatinya sudah terluka mengetahui orangtuanya harus berpisah.
Berbeda dengan Bora, memiliki keluarga yang utuh namun sering terjadi keributan dan Ia sering menjadi korban kemarahan kedua orangtuanya, meskipun seperti itu Bora tumbuh menjadi anak perempuan yang kuat, periang meskipun ceplas-ceplos bahasanya mengikuti cara berbicara kedua orangtuanya.
Lebih lengkapnya dibahas pada artikel sebelumnya di Banyak Belajar Cara Asuh Anak di Drama "Hometown Cha-Cha-Cha"Â
Perhatian kecil anak begitu berarti terhadap orangtua ketika usia dini
Pesan ini disampaikan pada saat adegan, nenek Gamri menghubungi anaknya melalui telefon menceritakan bahwa dirinya sedang sakit gigi, dan meminta bantuan kepada anaknya untuk memasang inplan gigi.Â
Namun, anaknya bukannya memberi perhatian lebih, Ia langsung menolak karena masalah biaya. Sontak nenek Gamri pun merasa sangat sedih mendengar jawaban dari anaknya dan berusaha berbicara biasa sehingga bergegas untuk mengakhiri pembicaraan.
Pesan moral yang didapat sebagai seorang anak jika belum bisa memberi bantuan secara finansial kepada orangtuanya terutama jika memiliki orangtua yang umurnya sudah lebih.
Berilah Ia perhatian meskipun sebentar dengan menanyakan kabarnya tak harus setiap hari, kamu bisa tanyakan kabarnya setiap akhir pekan atau saat kamu tidak sibuk. Sesederhana itu bisa membuat orangtua mu bahagia dan merasa diperhatikan dan masih dianggap sebagai orangtua.
Kesehatan adalah kebahagiaan utama
Saat nenek Gamri mengetahui biaya implan butuh biaya yang mahal dan anaknya pun tak sanggup untuk membantu membiayainya.
Nenek pun terus murung dan akhirnya menceritakan semua kegundahan hatinya terhadap anaknya kepada Ibu dokter alias Hyejin. Dusik pun terus memaksa nenek untuk implan gigi dengan memberikan sejumlah uang namun nenek terus menolak bantuan dari Dusik.
Hingga pada akhirnya Hyejin berhasil menyadarkan Nenek dengan bercerita tentang masalalu Ibunya meninggal karena sakit pada saat Ia kecil, Ia sangat menginginkan Ibunya sehat & panjang umur hingga bisa menyaksikan kebahagiannya;
"Kebahagian anak adalah kebahagian orangtuanya, Kesehatan adalah sangat penting, nah salah satu kebahagiaan nenek juga dengan memakan makanan enak yaitu cumi kesukaannya".
Akhirnya nenek mau untuk implan gigi dengan keberuntungannya berhasil mendapatkan hadiah sejumlah uang pada saat lomba festival dan bu dokter pun akan memberikan diskon hanya untuk nenek dengan syarat tidak memberi tahu ke warga lainnya.
Terlihat mudah bagi dirimu belum tentu sama dengan oranglain
Saat mengetahui Dusik mempunyai masalalu yang menyedihkan dan belum mau menceritakan kepada Hyejin, Hyejin pun bingung sehingga membuat Ia galau akan hubungannya dan terpikir untuk mengakhiri sejenak hubungannya.Â
Namun pada saat itu beruntungnya Hyejin bertemu dengan Hwa Jung (Ibunya Ijun) saat itu tak sengaja berpapasan dijalan dan Hyejin tak sanggup menahan rasa sedihnya sehingga menangis di hadapan Hwa Jung.Â
Akhirnya di ajaklah ke restorannya untuk makan dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada hubungan mereka.Â
Mendengar permasalahan tersebut Hwajung memberikan saran dengan bijak, agar Hyejin terus mendampingi kepala Hong, karna menurutnya Ia tak pernah melihat kebahagiaan pada Hong.
Ia menceritakan bahwa Ia tak sengaja dahulu melihat Dusik datang pertama kali ke Gongjin setelah 5 tahun menghilang tiba dengan muka sangat sedih.Â
Setelah mengetahui warga Gongjin pun terus berusaha untuk menghibur agar Dusik keluar dari rumahnya tidak mengurung diri terus menerus dengan berbagai cara.
" Dampingilah terus Dusik tuggulah, mungkin dia belum siap bercerita tentang masalalunya. Kita belum tau apa apa yang sebenarnya terjadi, terlihat bagi kita itu hal yang mudah untuk menceritakan tapi belum tentu sama dengan yang lain", ungkap Ibu Ijun.
Rasa syukur dan ada kebahagiaan di sekeliling kita tanpa disadari
Diketahui bahwa nenek Gamri merupakan manusia tertua di desa Gongjin. Nenek mengungkapkan kebahagiaannya kepada kedua temannya yang pada saat itu kebetulan menginap di rumahnya.Â
Mengungkapkan bahwa kebahagiaan bisa didapat dari mana saja, contohnya diberi anak yang sehat, tubuh yang sehat, teman yang baik, tetangga yang baik, bisa masuk tv, bisa makan-makanan enak seperti cumi dan lain sebagainya semua itu kebahagiaan tak pernah kita sadari yang sudah kita dapatkan di sekeliling kita.Â
Permintaan terakhirnya Ia ingin piknik besok bersama teman-temannya namun paginya nenek telah pergi sendiri untuk piknik meninggalkan kedua temannya.
Penyesalan terdalam anak saat orangtua sudah tiada
Akhirnya setelah sekian lama tak mengunjungi bertemu Ibunya, anak nenek Gamri pun mengunjungi saat nenek Gamri sudah tiada.Â
Pada saat tengah malam tersisa hanya 2 orang dirumah dirinya dan Dusik, anaknya menanyakan keadaan Ibunya semasa dia hidup. Sedih dan sangat menyesal karena semasa Ibunya hidup Ia tak pernah memperhatikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H