Saat mengetahui Dusik mempunyai masalalu yang menyedihkan dan belum mau menceritakan kepada Hyejin, Hyejin pun bingung sehingga membuat Ia galau akan hubungannya dan terpikir untuk mengakhiri sejenak hubungannya.Â
Namun pada saat itu beruntungnya Hyejin bertemu dengan Hwa Jung (Ibunya Ijun) saat itu tak sengaja berpapasan dijalan dan Hyejin tak sanggup menahan rasa sedihnya sehingga menangis di hadapan Hwa Jung.Â
Akhirnya di ajaklah ke restorannya untuk makan dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada hubungan mereka.Â
Mendengar permasalahan tersebut Hwajung memberikan saran dengan bijak, agar Hyejin terus mendampingi kepala Hong, karna menurutnya Ia tak pernah melihat kebahagiaan pada Hong.
Ia menceritakan bahwa Ia tak sengaja dahulu melihat Dusik datang pertama kali ke Gongjin setelah 5 tahun menghilang tiba dengan muka sangat sedih.Â
Setelah mengetahui warga Gongjin pun terus berusaha untuk menghibur agar Dusik keluar dari rumahnya tidak mengurung diri terus menerus dengan berbagai cara.
" Dampingilah terus Dusik tuggulah, mungkin dia belum siap bercerita tentang masalalunya. Kita belum tau apa apa yang sebenarnya terjadi, terlihat bagi kita itu hal yang mudah untuk menceritakan tapi belum tentu sama dengan yang lain", ungkap Ibu Ijun.
Rasa syukur dan ada kebahagiaan di sekeliling kita tanpa disadari
Diketahui bahwa nenek Gamri merupakan manusia tertua di desa Gongjin. Nenek mengungkapkan kebahagiaannya kepada kedua temannya yang pada saat itu kebetulan menginap di rumahnya.Â
Mengungkapkan bahwa kebahagiaan bisa didapat dari mana saja, contohnya diberi anak yang sehat, tubuh yang sehat, teman yang baik, tetangga yang baik, bisa masuk tv, bisa makan-makanan enak seperti cumi dan lain sebagainya semua itu kebahagiaan tak pernah kita sadari yang sudah kita dapatkan di sekeliling kita.Â