Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pembuatan Ecoenzym untuk Mengelola Limbah Pewarnaan Kain Sasirangan di Desa Hukai

29 Oktober 2023   11:34 Diperbarui: 29 Oktober 2023   11:40 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan pembuatan eco enzyme kepada kelompok pembuat kain sasirangan di Desa Hukai/Dokpri

Kemudian, masukkan buah dan sayur yang telah dipotong-potong kecil agar bakteri dekomposer yang terkandung di dalamnya lebih teraktivasi. Setelah semua bahan tercampur, tutup rapat wadah agar udara luar tidak masuk. Beri label tanggal pembuatan dan simpanlah di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung. 

Jika wadah menggembung pada minggu pertama, penutup  wadah dapat dibuka selama beberapa detik untuk membuang gas yang terbentuk. Pada minggu ketiga, periksa kembali keadaan larutan. Jika terdapat bahan organik mengambang diatas permukaan air, maka aduk larutan agar semua bahan terkena cairan. J

ika ada belatung, larutan berwarna hitam atau berbau got, dan terdapat jamur hitam, abu-abu, atau hijau, maka lakukan perbaikan pada larutan dengan cara membuang belatung dan jamur-jamur tersebut lalu diaduk rata. 

Kemudian perbaiki kerapatan penutup wadah dan pindahkan lokasi penyimpanan di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit selama 2-3 hari. Pada hari ke-7 sejak penjemuran, jika masih terdapat bau got dan jamur hitam/hijau, beri gula sesuai takaran awal pada larutan, lalu tambahkan waktu fermentasi selama 1 bulan.

Setelah satu bulan, wadah sebaiknya tidak dibuka sama sekali agar mikroba bekerja dengan baik pada kondisi minim oksigen (anaerob). Proses fermentasi larutan eco enzyme pada bulan pertama menghasilkan alkohol, bulan kedua menghasilkan cuka, dan bulan ketiga menghasilkan enzim. Pada bulan ketiga ini larutan eco enzyme sudah bisa dipanen dengan cara disaring, dan disimpan pada botol tertutup. 

Warna dan aroma larutan eco enzyme yang dihasilkan sangat bergantung pada jenis gula dan bahan organik yang digunakan. Takaran larutan eco enzyme pada limbah kain sasirangan adalah 3 tutup botol larutan eco enzyme untuk 5 liter air limbah pewarnaan kain sasirangan. Setelah dicampurkan, limbah ini sudah aman untuk dibuang ke lingkungan. 

Selain itu, ampas eco enzyme pasca panen dapat digunakan untuk membersihkan saluran kloset, tambahan di pembuatan eco enzyme baru (tidak dihitung sebagai bahan), mengusir tikus, pengharum mobil, pupuk tanaman organik, dan sebagai campuran kompos. Harapannya, adanya pelatihan pembuatan eco enzyme ini dapat efektif dan berkelanjutan membantu mengurangi dampak negatif limbah pewarnaan dalam industri pembuatan kain sasirangan di Desa Hukai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun