Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

OVOC IPB Gelar Pendampingan Budidaya Padi Sawah Sesuai GAP di Desa Bagok

29 Oktober 2023   00:30 Diperbarui: 29 Oktober 2023   00:48 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa IPB University melalui program MBKM One Village One CEO (OVOC) 2023 mengadakan pendampingan dan transfer teknologi pengembangan komoditas padi sawah yang bertemakan "Budidaya padi sawah sesuai GAP "Good Agriculture Practice" di Desa Bagok, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah (20/9). Program OVOC ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk ekosistem bisnis pedesaan berbasis produk unggulan desa. 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Bagok, Risa Ramayanti menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Program MBKM OVOC oleh IPB University. 

"Terimakasih terhadap pihak IPB sudah berkenan menjadikan Desa Bagok sebagai salah satu lokasi untuk melakukan pengabdian, khususnya dalam hal bekerjasama dengan PT Adaro Indonesia yang akan berfokus pada pengembangan komoditas padi sawah," ucapnya.

Pendampingan Budidaya Padi Sawah di Desa Bagok
Pendampingan Budidaya Padi Sawah di Desa Bagok

Acara ini dihadiri oleh sebanyak 42 masyarakat, perangkat desa, Dosen serta mahasiswa IPB University, serta CSR PT Adaro Indonesia. Dr. Ir. Purwono, MS, selaku Dosen Ahli Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB University memberikan wawasan baru kepada para petani.

"Indonesia di tahun 2024 tengah dihadapkan pada sebuah tantangan, salah satunya mengenai fenomena impor beras. Disamping itu,  berkurangnya lahan untuk budidaya padi juga berpotensi untuk menurunkan jumlah produksi padi,"tuturnya.

Melalui kesempatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Komoditas Padi, ia juga menjelaskan mengenai Teknologi Inovasi IPB dalam mengembangkan komoditas padi serta mengenalkan varietas-varietas unggulan nasional yang telah berhasil diaplikasikan. Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan Forum Group Discussion (FGD) sebagai ruang tanya jawab antara masyarakat dengan IPB University.

"Diantara kendala yang dihadapi selama budidaya padi, masalah yang sering kami jumpai adalah serangan hama penyakit, berupa wereng. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi pola tanam di masyarakat. Kondisi sistem lahan yang tadah hujan menjadikan masyarakat hanya menanam padi saat mulai memasuki musim penghujan. Adapun fasilitas berupa embung air belum teroptimalkan dengan maksimal," ungkap salah satu kelompok tani Bagok.

Antusias masyarakat dalam menyampaikan permasalahan di alami serta keingintahuan yang tinggi untuk mengatasi persoalan budidaya padi menjadikan sesi diskusi berlangsung aktif dan interaktif.  Harapannya, melalui kegiatan pendampingan ini, masyarakat dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru, sehingga inovasi yang dipaparkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun