Mahasiswa IPB University melalui program MBKM One Village One CEO (OVOC) 2023 mengadakan pendampingan dan transfer teknologi pengembangan komoditas padi sawah yang bertemakan "Budidaya padi sawah sesuai GAP "Good Agriculture Practice" di Desa Bagok, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah (20/9). Program OVOC ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk ekosistem bisnis pedesaan berbasis produk unggulan desa.Â
Dalam sambutannya, Kepala Desa Bagok, Risa Ramayanti menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Program MBKM OVOC oleh IPB University.Â
"Terimakasih terhadap pihak IPB sudah berkenan menjadikan Desa Bagok sebagai salah satu lokasi untuk melakukan pengabdian, khususnya dalam hal bekerjasama dengan PT Adaro Indonesia yang akan berfokus pada pengembangan komoditas padi sawah," ucapnya.
Acara ini dihadiri oleh sebanyak 42 masyarakat, perangkat desa, Dosen serta mahasiswa IPB University, serta CSR PT Adaro Indonesia. Dr. Ir. Purwono, MS, selaku Dosen Ahli Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB University memberikan wawasan baru kepada para petani.
"Indonesia di tahun 2024 tengah dihadapkan pada sebuah tantangan, salah satunya mengenai fenomena impor beras. Disamping itu, Â berkurangnya lahan untuk budidaya padi juga berpotensi untuk menurunkan jumlah produksi padi,"tuturnya.
Melalui kesempatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Komoditas Padi, ia juga menjelaskan mengenai Teknologi Inovasi IPB dalam mengembangkan komoditas padi serta mengenalkan varietas-varietas unggulan nasional yang telah berhasil diaplikasikan. Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan Forum Group Discussion (FGD) sebagai ruang tanya jawab antara masyarakat dengan IPB University.
"Diantara kendala yang dihadapi selama budidaya padi, masalah yang sering kami jumpai adalah serangan hama penyakit, berupa wereng. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi pola tanam di masyarakat. Kondisi sistem lahan yang tadah hujan menjadikan masyarakat hanya menanam padi saat mulai memasuki musim penghujan. Adapun fasilitas berupa embung air belum teroptimalkan dengan maksimal," ungkap salah satu kelompok tani Bagok.
Antusias masyarakat dalam menyampaikan permasalahan di alami serta keingintahuan yang tinggi untuk mengatasi persoalan budidaya padi menjadikan sesi diskusi berlangsung aktif dan interaktif. Â Harapannya, melalui kegiatan pendampingan ini, masyarakat dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru, sehingga inovasi yang dipaparkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H