"Kau yakin itu akan manjur?" tanya Pak Bos sedikit ragu. Ia belum sepenuhnya memahami cara dan trik apa yang dimaksudkan Merma'id.
"Tentulah Bos. Saya yakin benar. Karena kapan hari saat beli racun tikus itu, saya melihat sendiri kejadian di sana, walau ada tikus besar, orang di sana malah santai saja dan tersenyum," sahut Merma'id mantap. Ia sejatinya sudah bosan mengurus tikus-tikus itu.
"Baiklah..kalau itu bagus, segera kau pakai cara itu. Urus sekarang juga. Aku sudah muak dengan tikus-tikus itu," sahut Pak Bos sambil berlalu.
Dengan cepat Merma'id menerapkan cara yang dipakai oleh toko kelontong agak moderen itu. Diingat-ingat setiap katanya. Dipasang di setiap pojok yang sering dilintasi tikus. Dan yang terpenting, ia menjelaskan cara kerja dari trik itu pada dua pegawai lainnya.
Keesokan harinya, toko roti buka seperti biasa. Pak Bos, Merma'id dan dua pegawai lainnya bekerja seperti biasa.
Sebelas menit berlalu, pegawai lainnya cepat mendesis memberi kode ke arah Merma'id. Kawannya menunjuk dengan tolehan bola mata. Seekor tikus sebesar anak kucing, santai melintas. Melihat itu, Merma'id mengangkat jempol. Kawannya geleng-geleng kepala. "Tikus yang bodoh..," gumamnya.
Merma'id dan dua kawannya kemudian mengangguk puas. Dan kembali bekerja.
Trik yang sejatinya tidak berhasil melenyapkan tikus, namun setidaknya membuat jiwa tenang. Iya semacam menemukan obat penenang. Mereka pun melakukan tos menyadari kondisi baru itu. Terbebas dari pusing kepala mengurus mahluk pengerat itu.
Selang beberapa lama, Pak Bos setengah berteriak, "Hei.. Masih ada tikus... Ma'id... Sini kau.. Mengapa masih ada tikus? Apa cara kau itu sudah kau pasang? Hah?mengapa masih ada tikus?"
"Iya Pak Bos. Cara itu sudah saya pasang. Itu... Tikus itu... Itu tikus bodoh Pak Bos.. Tenang saja.. Pak Bos... Masih banyak yang pintar. Dan pasti tidak akan berani masuk ke sini..yang bodoh hanya satu dua saja Pak Bos..agar dimaklumi Pak Bos," sahut Merma'id lancar.
"Hah? Apa kau bilang? Dimaklumi? Aku kau suruh maklum sama tikus? Apa-apaan kau ini?" gusar Pak Bos mendengar ocehan Merma'id.
Gusarannya berlanjut, "Mana? Cara apa yang kau pasang itu. Aku ingin lihat. Mengapa aku harus maklum sama tikus? Sudah gila kau ya? Mana coba aku lihat.. Apa yang sudah kau pasang?"