Pikirannya mencoba menepis. Mencoba berbaik sangka.
"Apa salah orang ya?"
Mukhson melongok di celah pintu kamar.
"Ah tidak mungkin. Bajunya sama. Hidungnya aneh. Ada bekas cacarnya. Benar dia orangnya." Mukhson menenangkan diri.
Tiba-tiba Rasuli keluar kamar. Kamarnya tepat di depan televisi. Rasuli menoleh ke arah Kobin. Tak saling menghirau. Televisi dimatikan. Kobin tetap menonton. Mendelik pula. Rasuli ke luar ruangan. Lancar seperti tidak terjadi apa-apa.
Mukhson menghela nafas, "Aneh!! Dia menonton tivi mati.."
Mukhson semakin penasaran. Pura-pura dia keluar kamar menuju meja mengambil minum. Diliriknya Kobin masih menatap tivi.
Tiba-tiba Kobin mengubah posisi. Miring ke kanan. Sorot matanya tepat menghantam Mukhson. Mukhson berusaha senyum takluk. Senyumnya tak bersambut.
"Aku harus hati-hati.." pikir Mukhson, "Bisa jadi dia berbahaya."
Moni, kucing kos saja sampai terpeleset memutar arah tak berani melintasi Kobin.
Lelah yang sangat akibat kuliah perdana membuat badannya rubuh di balai kamar.
Menjelang sore, Mukhson keluar kamar. Baru selangkah, tiba-tiba saja dia memahami situasi itu "Ahhh baru ingat aku..alangkah bodohnya aku. Memang ada orang yang tidur dengan mata terbuka.. Ohh...ya..ya.."