Sore itu langit terlihat mendung, awan hitam mulai mengumpul, bergerak beramai-ramai menuju barat. Semilir angin diiringi dengan suara-suara gemuruh petir semakin menguatkan pertanda bahwa hujan akan turun. Susi yang sedang menyapu halaman rumahnya pun dengan segera mengumpulkan sampah-sampah serta daun kering dengan sapu lidinya. Sudah satu bulanan ini, menyapu halaman rumah adalah kegiatan terfavorit baginya, selain untuk olahraga, menyapu halaman bagi susi juga merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luangnya saat sore hari menjelang maghrib.
Hujan pun mulai turun membasahi tiap-tiap rupa, menyiram berbagai macam kenangan serta memunculkan berjuta harapan baru bagi tiap orang, termasuk juga susi. Sudah sebulanan ini susi terlihat menganggur dirumah, selepas lulus SMA, susi memang belum mendapatkan perkerjaan, padahal berpuluh-puluh amplop lamaran kerja sudah dikirm ke berbagai macam perusahaan, dari ragam pekerjaan mulai dari menjaga toko, hingga menjadi SPG PT. Ramayana Robinson, namun belum ada satu pun pangiilan kerja baginya.
Susi mulai gelisah, takut tak mendapatkan pekerjaan dan terus khawatir menjadi beban orang tuanya. Tak mau kekhawatirannya menjadi-jadi akhirnya susi pun merebahkan badannya di ranjang bambu sambil facebookan menikmati teduhnya hujan sore itu. Ada beberapa pemberitahuan di facebook susi, mulai dari komentar komentar teman sekelasnya yang saling bertanya aktivitas masing-masing hingga beberapa tag foto undangan menikah, susi pun semakin berkecil hati, akhirnya ia menutup facebook dan meletakkan handphonenya di meja samping ranjang nya, ia pun kembali hanyut dalam kegelisahan dan kekhawatirannya. Di tengah pikirannya yang berkecamuk terlintas di kepalanya sebuah Tanya, “mengapa aku sulit mendapatkan pekerjaan, sedangkan teman temanku rata-rata sudah bekerja, dan tidak sulit mendapatkannya,? ”.
Ketika sekolah susi termasuk salah satu siswa teladan , ia rajin mengerjakan PR, rajin masuk sekolah bahkan tak pernah mendapatkan raport merah, ia juga selalu menempati rangking tertinggi dari 30 murid jurusan pemasaran SMKN 1 Talang Salang. Satu-satunya rival susi, di kelas adalah wawan, mereka berdua bersaing dalam hal apapun mulai dari pelajaran sekolah yang bersifat teoritis hingga praktis. Jika susi selalu jago dalam pelajaran ekonomi bisnis, wawan mengunggulinya dalam praktik berjualan manisan yang diwajibkan guru pelajaran ekonomi tersebut.
SMKN 1 tulung salak bukanlah sekolah yang dekat dari kampung susi, letaknya berada sekitara 250 Km dari rumahnya, buatuh waktu 3 jam lebih kesana. sekolah ini merupakan sekolah yang idam-idamkannya sejak duduk dibangku SMP, untuk masuk ke sekolah ini susi harus berjuang keras mengerjakan contoh-contoh soal dari buku “contoh-contoh soal Ujian masuk SMK/Sederajat” yang dibelikan bapaknya. Semenjak diterima di sekolah tersebut susi tinggal di rumah kos milik pak Dahlan, yang terletak tidak jauh dari sekolahnya. Ayah susi menjual dua buah ekor sapi untuk melengkapi berbagai macam kebutuhan sekolah dan kosnya.
Beberapa bulan setelah kenaikan kelas 2, ia berkenal dengan dengan Madi, seorang pemuda yang umurnya 2 tahun lebih tua darinya. Madi merupakan kawan akrab Rudi, anak lelaki pak Dahlan. Keseharian madi adalah bekerja di sebuah bengkel motor yang letaknya tak jauh dari sekolah susi.
Beberapa bulan, setelah berkenalan, mereka pun akhirnya jatuh cinta dan berpacaran. Namun ketika naik kelas 3 , susi dan madi sudah jarang bertemu, selain karena kesibukan susi untuk mempersiapkan ujian nasional, madi pun sibuk mencari pekerjaan setelah ia berhenti dari bengkel motor tempatnya bekerja dengan alasan gaji yang tidak sesuai , namun mereka tetap menjalin hubungan dengan ber-smsan atau sesekali mengobrol ketika madi bermain ke rumah rudi.
setelah berkerja serabotan sebagai sales kompor gas, atau sesekali menjadi kenek angkot akhirnya madi memutuskan untuk merantau, ia mendengar cerita bahwa teman lamanya yang bernama ajo , telah sukses dirantau dan pulang membawa mobil sedan baleno. Akhirnya dengan segera madi memutuskan untuk mengikuti jejak ajo, yakni merantau.
Beberapa bulan setelah merantau madi terlihat sukses, lebaran lalu ia pulang membawa motor vixion keluaran terbaru berwana merah yang sudah di modifikasi “streetfighter”. Madi terlihat sukses dengan motor barunya. Ia di puji-puji keluarganya, di sanjung-sanjung temannya.
Susi pun sempat mendengar kabar kesuksesan pacarnya itu, disatu sisi hal itu membuatnya senang, disisi lain, ia takut, kalau madi telah sukses, dan akan meninggalkannya untuk mencari pasangan yang lebih baik.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------