Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anjing Jantan

15 Februari 2022   17:16 Diperbarui: 17 Februari 2022   16:41 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waduh, rupa-rupanya ini benar-benar perasaan jatuh cinta. Gawat. Sebab setiap percintaan selalu ada kesetiaan, kerinduan, pengorbanan dan pertemuan. Jika hanya berjarak seberang rumah saja tapi tak pernah bertemu bukankah itu hubungan jarak jauh?

Sebentar. Tunggu sejenak. Katanya cinta butuh pengorbanan? apakah anjing jantan sudah berkorban? apakah sekedar menyalak? atau hanya menghalau anjing asing saja? inilah bagian penting dari cinta. 

Kau boleh saja tak sepakat. Tak ada yang melarang. Demikian pula dengan anjing jantan, ia ingin mencoba sesuatu. Bentuk pengorbanan sebagai bukti dari sebuah gelora cinta, juga bagian dari meraih mimpi.

Seperti pada pagi itu, anjing betina putih nampak mengibaskan ekornya serta bertingkah lincah. Matanya berbinar seperti bahagia dan menggemaskan.

Sementara, anjing jantan mulai menyalak pendek dan lembut. Mirip mengucap salam mesra. Perlahan tubuhnya menggeser pagar. Rupanya asisten lupa tidak mengunci saat pergi belanja. Artinya anjing jantan berkesempatan menemui pujaan hati lebih dekat.

"Blak!" lemparan kayu mengenai leher anjing jantan. Ia terkejut melompat. Berlari seraya menyalak keras dan tajam. Ada kesakitan di tubuhnya. 

"Saat ini paling penting adalah menyelamatkan diri," pikirnya singkat. Tak peduli siapapun penyerangnya dan dari manapun arahnya. Di kejauhan ada tempat aman, sebuah rumah kosong. 

"Disini lebih aman," menurut anjing jantan sambil merasakan kesakitan.

Sialnya mendung mulai merayap. Gelap begitu cepat menyergap. Gerimis perlahan turun. Lengkap sudah pengorbanan kali ini. Ditambah lagi dengan rasa nut-nutan di leher, anjing jantan itu mencoba menyalak. Namun sia-sia. Gerimis telah mengusung hujan yang demikian derasanya. Suara hujan terus membuat perasaan anjing jantan semakin kacau.

Anjing jantan menyesal. Harusnya ia tetap diam di depan garasi. Sambil mengamati anjing betina putih. Tapi cinta butuh pengorbanan. Jangan ada penyesalan. Sebab jika besok ada anjing jantan asing mendekat itu sama saja membuahkan penyesalan.

"Kurang ajar, mengapa aku jadi begini" umpatnya sambil terus mengibaskan tubuhnya. Seketika butiran air menciprat lepas dari bulu-bulunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun