Masih kuingat di penghujung Agustus lalu. Saat terik menggantang rindu yang nyaris tersulut kemarau. Katamu tak mungkin kita hangus, sebab kita adalah gurun yang tandus.
Saat ini kita bercakap-cakap kembali. Saat hujan memaksa hadir di tengah malam kita. Katamu hujan tak mungkin dipaksa pergi, apalagi langit sedang pupus.
Setiap pertemuan tak mungkin kita paksakan seperti gerimis September, terus menerus mempertahankan romantis cemas dengan segenap tangis.
Musim selalu memiliki rencana, bagi orang yang jatuh cinta, atau sekedar mendulang makna.
SINGOSARI, 14 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H