Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Berbicara dengan Kuntum Mawar

14 Juli 2021   21:46 Diperbarui: 19 Juli 2021   22:50 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bermain di taman bunga. (sumber: unsplash.com/@alvannee)

-----*****-----

"Lupakan?" tanya seorang bocah perempuan di halaman belakang.
"Ayah melupakanku?" bocah perempuan itu mengunlangi pertanyaannya.

Aku terkejut dan terbangun. Rupanya mimpi. Pagi menyambutku begitu cepat melunasi mimpi. Kulihat istri sudah tidak ada di atas tempat tidur. Bergegas kuberanjak ke halaman belakang. Membuktikan mimpi yang baru kualami.

Dari kejauhan nampak istriku sudah berdiri di halaman belakang rumah. Ia mual-mual di dekat kuntum mawar. Meski wajahnya pucat, namun ia tak beranjak dan masih berdiri menunggu. Bibirnya seolah memberi pertanda, antara menahan mual dan ingin tersenyum.

"Lihat testpack ini mas, aku hamil. Kau masih berjanji dengan kuntum mawar ini kan?"

Kutampar pipiku sendiri. Kucubit luka di punggung telapak tanganku. Aku tidak mimpi. Istriku hamil. Aku bengong sambil menatap telunjuk istri yang menunjukkan ada tunas kecil bakal bunga.

"Kau masih berjanji mas?" istriku mengulangi pertanyaannya.

Aku mengangguk pelan seolah tak percaya. Kusadari ada yang merayap dalam jiwaku, ada 'mawar' yang tertanam. Tuhan menitipkannya untuk kurawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di kalbuku. Mungkin saat ini di dalam jiwaku mulai ada tunas mawar dan duri yang tajam. Meski selama ini yang kulihat hanya "duri".

Hampir saja aku kecewa dan tak menerima kenyataan. Bahkan, hampir saja aku enggan "menyirami" hal-hal baik yang sebenarnya telah ada, yaitu Mawar. Dialah anak perempuanku.

SINGOSARI, 14 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun