Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbakarnya Bilik Kenangan

13 Juli 2021   01:13 Diperbarui: 13 Juli 2021   01:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://p4.wallpaperbetter.com

Kobaran api masih membara, kini di depannya ada sebuah pintu. Ia belum membakarnya. Karena mungkin itu jalan keluar dari segala kepedihan ini. Namun ternyata tidak, tiba-tiba ada suara menggedor dari luar. "Sandra sayang, aku pulang, bukakan pintu dong sayang" pekik Rendi dengan nada mabuk berat.

 Api di tangan Sandra masih membara, menjilat-jilat pintu hingga terbakar. Lambat laun pintu itu terbakar dan mengelupas menjadi arang. Di balik pintu sekujur tubuh lelaki sedang dilahap api. Jilatannya tak mampu dipadamkan oleh papun. "Minuman keras bukan pelarian, rumah adalah tujuan pulang, sebab manusia hakikatnya berpulang" sebuah bisikan misterius diterima telinga Sandra.

"Ssssstt......Ssssssstt......" Sandra hanya mendesis lalu mengelupas kulitnya dan menyelinap diantara kaki tempat tidur keluar bersama hembusan angin yang halus.


SINGOSARI, 13 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun