Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Lelaki Posesif dan Pesimis

3 Januari 2021   14:29 Diperbarui: 3 Januari 2021   14:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arman, lelaki berusia 25 tahun yang memiliki segalanya. Bagi seukuran lelaki, tampang Arman terbilang tampan. Terlihat kalem tapi garang. Ah, bagaimana melukiskannya ya? mungking saking tampannya. 

Paling mudah mengukur ketampanan katanya melalui pujian lawan jenis. Semakin banyak perempuan yang memuji, bisa dikatakan dia sosok lelaki yang tampan. Mudah bukan? ya, buat apa mengukur menggunakan parameter yang sulit.

Kembali ke Arman. Wajah tampan, tubuh sedikit atletis, perawakan tinggi, kulit bersih, selalu tercium parfum wangi yang menggoda hidung perempuan, dan satu lagi, dia belum punya pacar. Hati perempuan akan bergumam "Lelaki impian pendamping hidup." Benarkah? entahlah, terkadang perempuan sulit ditebak. Wajah biasa-biasa malah dianggap ganteng. Wajah penuh belas kasihan malah dianggap baby face. 

Pun demikian banyak pula perempuan abai dengan wajah. Katanya, "Makan tuh wajah." Repot kan? Ada pula perempuan yang berharap kekasihnya biasa-biasa saja. Ukuran standar, yang penting berani. Jangan sampai diolok begini: "Ganteng doang, nganter cewek depan gang." Nah, yang ini lagi viral.

"Siapa sih Arman?" Nora penasaran. Mahasiswa kedokteran yang baru lulus dokter muda ini akhirnya tergoda juga untuk mengetahui siapa Arman. Tak salah jika Nora penasaran. Sebab, hampir semua teman-teman di kontrakan saling menceritakan Arman. 

"Dia makhluk keren di kontrakan sebelah" bisik Winda teman akrab Nora.
"Haaaahhh??? masak sih, kuper banget ya aku ini?" Nora keheranan. Selama ini ternyata dia sendiri yang tidak tahu menahu soal Arman. Lelaki pujaan penghuni kontrakan perempuan.
"Dia juga masih jomblo gaesss...." sahut Katrin sembari mengerdipkan matanya.
"Juga tajir melintir gaesss, anak sultan gaess" tambah Kikan yang selalu berharap mendapat pacar anak sultan.

Ramai nian ruang tengah kontrakan itu. Lima perempuan suaranya seperti segudang saja. Mereka rata-rata mengenakan pakaian tidur warna putih dengan belang-belang warna biru tua dan hitam. Pakaian tidur yang lagi viral pula.

Satu persatu perempuan-perempuan itu stalking (menguntit) akun instagram Arman. Ada saja yang menjadi bahan obrolan serta canda tawa. Seluruh perkiraan telah dikeluarkan. Menguliti Arman luar dalam, meski sebatas melalui akun instagramnya belaka.

Ketika malam beranjak, mata mereka mulai mengantuk. Lelah berjam-jam stalking serta bermain Tik Tok, akhirnya membiarkan ponsel-ponsel manja diisi tenaga. "Lanjut besok gaess...uaaahhh" sapa Tami di ujung selimut yang mulai menutupi tubuhnya.

-----*****-----

Kereta api hendak berangkat. Arman masih terasa berat melepas tangan Nora. "Janji ya, selama di Jakarta jaga hatimu tetap untukku" bisiknya sangat berharap. Seolah Nora sudah paham. Ia angkat dua jarinya setinggi pundaknya. "Aku janji." Barulah perlahan Arman melepas kepergian Nora menuju Jakarta. Peluit panjang petugas kereta api memisahkan dua sejoli yang baru saja "jadian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun