Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Mau Merantau

20 Desember 2020   10:15 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:54 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulahap singkong rebus itu penuh penghayatan. Lega hidup di kampung. Tak memikirkan apapun keruwetan di kota. Tak memikirkan angsuran, target, pesanan, komplain serta hal-hal yang mengganggu pikiran.

"Pak, saya diberi kartu nama dari Pak Mukadar, katanya nanti kalau lulus SMA bisa tinggal di rumahnya untuk bisnis jual beli mobil" kata anakku seraya keluar dan menyibakkan kelambu kamar menuju tempat kunikmati pesta singkong rebus dengan secangkir kopi.

"Bu kopinya tambah gula sedikit" pintaku pada istri. "Mengapa tiba-tiba kopi ini jadi getir?"


SINGOSARI, 20 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun