Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhir Sebuah Pepatah Bagi Koruptor

13 Desember 2020   14:34 Diperbarui: 13 Desember 2020   18:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static.hollywoodreporter.com

"Kau memang tak butuh obat. Aku tahu itu. Kau hanya butuh bercakap-cakap denganku. Itupun jika kau mau." papar suara itu. Mendengar itu Edi Prakoso hanya terdiam. Tak ada gerakan apapun dalam tubuhnya. Ia terlentang diatas kasur tanpa sprei.

"Kau mau sayap? nanti kau bisa terbang bebas" tanya suara itu. Edi Prakoso tak merespon. Ia tetap diam.
"Kau mau menjadi kunang-kunang yang bisa menerangi lorong gelap ini? kata suara itu melontarkan tanya lainnya.
"Atau......kau mau menjadi malaikat pencabut nyawa?" tanya suara itu lagi.

Edi Prakoso sebenarnya enggan menjawab, tapi mendengar penawaran suara itu hatinya gelisah. Menjadi malaikat pencabut nyawa?

"Nggak...nggak. Aku nggak mau berurusan dengan nyawa" tolak Edi Prakoso.

"Apa kau takut mati, lalu jenazahmu di kubur di belakang penjara?" suara itu mencoba menakuti.
"Aku masih berdegup jantung, aku masih bernafas dengan paru-paruku. Pergilah!" usir Edi Prakoso.

"Baiklah, jika tiba-tiba kau melihat tubuhmu sendiri dan mampu menembus sel sebelah, sebaiknya kau tak perlu cemas. Biasa saja" kata suara itu.
"Aku tak pernah mencemaskan apapun, hingga kini" balas Edi Prakoso.

"Apa kau tak keberatan melayang bersamaku?" suara itu semakin berat terdengar. Seperti serak tapi penuh kepastian.
"Aku tak mau melayang dengan siapapun. Pergi sana! melayanglah bersama jenazah lainnya" sergah Edi Prakoso.

Keesokan hari sebuah headline berita tertulis: "Tahanan Koruptor Mati Dalam Sel, Tak Ditemukan Bekas Penganiayaan"

Bagai pepatah: Gajah mati meninggalkan gading, koruptor mati meninggalkan rekening. Untuk apa susah-susah mengisi rekening jika akhirnya kurus kering?

SINGOSARI, 13 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun