Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penangkapan Pence(la)ramah

26 Oktober 2020   01:00 Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam penangkapan pelaku, Polisi mencoba untuk interogasi.
"Kamu sungguh-sungguh penceramah?"

          "Siap saya sungguh penceramah, Pak."

"Kok pengikutmu tidak ada yang meniru perilakumu.
Mereka malah bicaranya biasa-biasa saja. Tidak kasar sepertimu.
Saya ulangi lagi, kamu penceramah beneran?"

          "Siap saya penceramah beneran, Pak."

"Saya ragu. Sebab di rekaman ceramahmu
yang kulihat kamu hanya mengumpat-umpat.
Lalu mencoba berdalil dengan lidahmu yang kelu itu.
Apakah kamu benar-benar penceramah?"

          "Siap saya benar penceramah, Pak."

"Coba buka mulutmu, barangkali ada yang salah dengan mulutmu.
Ayo buka mulut.....Aaa." (Polisi mengajak pelaku membuka mulutnya).

          "Aaa...."

"Pantas saja, banyak maling di dalam mulutmu."

Pelaku itu langsung dijebloskan penjara, karena menyelundupkan
maling kedalam mulutnya. Ada maling ayat, ada maling fatwa dan
maling-maling nasehat.

"Mulai hari ini kamu dipenjara. Juga maling-maling yang kamu selundupkan dalam mulutmu itu.
Mestinya kamu bersyukur, baru dipenjara sudah punya banyak teman."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun