Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siluman Cicak Pemerkosa Gadis

5 Oktober 2020   23:35 Diperbarui: 7 Oktober 2020   17:40 3255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img-srv0.prgrm.id

Sosok ghaib itu selanjutnya memberi wejangan tentang ilmu halimun rupo kewan, yaitu ilmu menghilang dengan wujud hewan. Biasanya ilmu halimun rupo kewan digunakan untuk mengelabui pandangan mata. Bisa juga untuk menghilangkan benda yang telah disentuhnya.

Untuk mengubah diri menjadi hewan telah ditentukan rupa hewannya, yaitu cicak. Sebab tujuan dari ilmu ini adalah mengumbar nafsu syahwat. Sambut bergayung, Ki Bejat senyam-senyum mendapatkan wejangan dari sosok ghaib itu. Bayangan syahwatnya semakin liar.

Apalagi syaratnya tidak seperti ritual sebelumnya. Ki Bejat cukup membaca mantra berulang-ulang sampai tubuhnya berubah menjadi cicak. Untuk uji coba Ki Bejat mulai membaca mantra itu di pinggir sungai tempat ia bertapa.

"Dzat rumekso tanpa sangkan, Miwiti tanpo panggon. Liyep ilang salin raga, sir teguh, sir luput, sir ora katon. Lungguhku imbar, membo-membo awujud kewan, mripat menteleng katon angin, mripat ati ora katon apa-apa, kang padang kelangan sawang, obah peteng ndedet sirno, jalmo jisimku dadio cecak, saking getih prawan tan ora dadi sigarane nyowo."

Terjemahan: 
"Zat terpelihara tanpa mula, Mengawali tanpa tempat, Hening hilang berubah wujud, siapa yakin, siapa lepas, siapa tak melihat. Dudukku istirahat, pura-pura berwujud hewan, mata melotot terlihat angin, mata hati tidak melihat apa-apa, yang terang kehilangan penglihatan, bergerak gelap menghilang, jadilah tubuhku menjadi cicak, dari darah perawan yang tidak menjadi istri."

Sampai puluhan kali Ki Bejat mengulang mantra itu. Entah sampai hitungan ke berapa Ki Bejat tiba-tiba sudah mengecil dan semakin kecil, berwujud cicak. Terdengarlah tawa sosok ghaib melihat anak manusia yang lupa diri itu.

Ki Bejat pulang kembali ke rumah. Setiap pagi ia berjalan mengelilingi desa lain. Tujuannya untuk mencari dimana ada gadis atau perempuan yang belum menikah. Caranya ia lihat saat menyapu halaman di pagi hari.

Jika di desa itu Ki Bejat telah menemukan gadis sesuai persyaratan ilmu, maka ia akan pulang dan menyiapkan segala ritual untuk malam harinya. Ki Bejat menyiapkan baju hitam, kalung hitam dan selembar daun pisang muda selebar piring makan untuk membungkus darah gadis.

Tepat jam sembilan malam, Ki Bejat keluar rumah dan berjalan menuju rumah yang telah ia tandai pagi tadi. Rumah dimana didalamnya ada seorang gadis yang telah diincar saat menyapu halaman.

Ki Bejat menyelinap di samping rumah. Duduk bersila dan membaca mantra di kegelapan malam. Ia ulang-ulang mantra itu sampai tubuhnya mengecil dan menjadi cicak.

Cicak siluman itu mendekati kamar gadis. Melalui celah dinding bambu, cicak itu mulai merayap dan menerobos kamar gadis. Nasib apes sedang mengintai gadis tersebut. Ada sesuatu yang tak disadarinya akan berbuat jahat. Gadis itu diruda paksa, mati dalam kondisi mengenaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun