Sejam telah berlalu, rombongan Bunga mengakhiri kegiatan olah raga pagi di halaman balaikota. Pejabat-pejabat yang mengiringi kembali ke kantor masing-masing. Sementara Harun, Yuni dan Yoyok sibuk mengutak-atik media sosial.
Tak butuh waktu lama, media sosial milik akun Bunga telah mengunggah gambar yang mengesankan. Didukung narasi heboh yang penuh iba:
 "Alhamdulillah, ternyata saya masih diberi kemampuan dan rizki berlebih. Saya tak bisa membayangkan bagaimana perasaan perempuan ini yang sudah tak punya sanak saudara dan anak kandung, ia jalani hidupnya dari belas kasihan orang lain. Pagi ini saya rayu perempuan ini untuk sudi tinggal di panti sosial dibawah naungan dinas sosial Kota Anta Surata. Beberapa kebutuhan saya cukupi, bagaimanapun juga ia rakyatku. Rakyat yang berharap uluran tangan pemimpinnya."
Giliran berikutnya akun-akun media sosial Bunga telah dijejali oleh like dan beragam komentar. Apakah kalian pernah mengamati akun-akun politisi itu menjawab berbagai kritikan? Mungkin kalian akan menjawab tak pernah dijawab. Atau alih-alih menjawab, paling yang menjawab tim suksesnya. Kalian boleh menjawab apapun. Ini demokrasi, persis dengan perhelatan pemilukada, boleh memilih sesuka hati yang terbaik menurut kalian.
Namun tidak demikian dengan Bunga, ia tak menyerahkan begitu saja segala pencitraan di media sosial kepada tim suksesnya. Seperti pejabat lainnya ia juga ingin mendapatkan laporan, memeriksa laporan serta jika memungkinkan membenahi kekurangan.
Dokumentasi, catatan serta apapun yang mengiringi Bunga menjadi catatan bagi Yuni, tim sukses yang ditugasi partai ini sangat rinci dan memiliki ingatan yang tajam. Sehingga Bunga menyukai cara kerjanya. Sangat memuaskan sekaligus sangat rapi menyimpan catatan-catatan penting.
---------- ********** ----------
Hari pencoblosan tiba. Awal Desember menjadi puncak segala ketekunan Bunga serta tim sukses untuk memenangkan pemilukada. Berbagai upaya, strategi dan "modal" telah dikerahkan. Bahkan enam bulan sebelum pemilukada Bunga masih sempat melakukan mutasi pejabat pemerintah kota Anta Surata. Tujuannya untuk mengatur strategi dari internal pemerintah kota sebagai bentuk dukungan kepada petahana, dan kalau bisa menjegal lawan.
Alhasil, Bunga telah memenangkan pemilukada di Kota Anta Surata. Untuk kedua kalinya Bunga menjabat Walikota Anta Surata, meneruskan tradisi suaminya yang tengah meringkuk menjalani masa tahanan KPK. Beberapa bulan ke depan dipastikan Bunga akan dilantik oleh Gubernur. Kota Anta Surata akan kembali "nyaman", kecuali perempuan lusuh itu. Ia tetap melantai di depan teras ruko kosong. Tatapannya kosong.
"Itu kan di media sosial mas, kalau realitanya ya sudah diatur oleh kepala dinas yang baru. Bu Bunga sudah menginstruksikan bahwa keindahan kota Anta Surata harus dijaga" kata Yuni.
"Kata media anggaran panti sosial ikut tersedot untuk dana kampanye, bagaimana dengan hal tersebut?" tanyaku penasaran.