Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penulis yang Menghantui

21 Juni 2020   18:29 Diperbarui: 22 Juni 2020   00:17 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com/

Perasaan Bu Tutik mulai tidak enak terhadap tetangganya ini. "Rin, Rina.....bangun Rin. Bu Yayuk saya Tutik Bu, Assalamualaikum." Karena tak ada sahutan, maka bu Tutik kembali ke kios sayur Pak Haji. Disana masih ada beberapa kerumunan ibu-ibu yang belanja sayur. 

Maka, sontak pagi itu lingkungan rumah Rina gempar. Sebab, setelah di jebol pintunya didapati Rina sudah kaku di atas ranjang. Sementara ibunya tertelungkup di atas sajadah dengan mukena yang masih membalut tubuhnya. Keduanya mati. Diperkirakan sebelum subuh tadi. Sebab bu Yayuk rajin sembahyang malam.

Polisi, ambulance, wartawan dan tetangga tumplek blek di rumah bu Yayuk. Mereka ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Polisi sibuk memasang garis polisi. Wartawan sibuk mewancarai saksi serta mengambil gambar dari berbagai sudut. Tetangga saling berbisik kasak-kusuk. Sementara mobil ambulance mulai membuka pintu belakang. Dua mobil ambulance membawa jenazah Bu Yayuk dan Rina guna diautopsi di Rumah Sakit.

Menurut keterangan Polisi, bu Yayuk meninggal karena gagal nafas. Diperkirakan infeksi paru-paru yang sudah menahun akibat perokok pasif dari bapak Rina yang meninggal tahun lalu akibat infeksi paru-paru pula. Bapak Rina adalah penulis cerita berbahasa Jawa yang sering dimuat di majalah khusus berbahasa Jawa.

Sedangkan Rina sendiri, meninggal karena dehidrasi dan kelelahan yang sangat berat. Hasil olah TKP dan didukung dengan bukti pesan WA yang masuk ke handphone, diperkirakan Rina berperan sebagai ghost writer yang melayani penulis abal-abal untuk dapat diakui sebagai penulis sejati dengan karya yang bagus dan mendatangkan untung.

Seorang pengguna jasa Rina, sekaligus pemberi laptop dan penyuplai dana kebutuhan hidup sehari-hari untuk Rina ditangkap di tempat terpisah usai menutup kegiatan bedah buku di suatu aula toko buku. 

Kementerian serta Yayasan yang telah memberi anugerah sastrawan kepada penulis tadi bahkan tidak menyangka jika selama ini ada ghost writer dibalik kesuksesan penulis kondang itu. Ironinya ghost writer itu harus meregang nyawa saat pengguna jasa usai manggung. Panggilan dan pesan masuk ke handphone menjadi alat bukti. 

Maka, Rina dan Ibunya menghiasi media berita, sekaligus beberapa penulis abal-abal yang selama ini menggunakan jasa ghost writer. Saat ini, Rina bukan hanya menjadi ghost writer, tapi kini Ia benar-benar menghantui beberapa penulis abal-abal yang terlanjur terkenal. Para penulis abal-abal itu hanya menunggu waktu ditangkap satu-persatu karena telah menggunakan jasa penulis hantu yang menghantui.

SINGOSARI, 21 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun