IBU PULANG DARI NEGERI SURGA MENUJU SURGAÂ
Dan benar, esok harinya orang dari Kelurahan menyampaikan pesan dari Kecamatan bahwa salah satu warga desa ada yang meninggal di Arab Saudi. Jenazah tidak bisa dipulangkan karena harus ditangani secara protokol covid-19. Keluarga yang takziyah atau ziarah harus menyiapkan biaya sendiri. Tapi tidak boleh sekarang, karena situasi tidak memungkinkan.
Di rumah berdinding bambu itu kami sesenggukan tak karuan. Nenek menangkupkan kedua telapak tangan ke wajahnya berulangkali seraya berujar, "We mlebu surgo Nduk, kowe mlebu surgo Nduk, Ya Alloh, Opo salahku Ya Alloh (Kamu masuk surga Anakku, Kamu masuk surga Anakku, Ya Alloh, Apa salahku Ya Alloh)" berulangkali Nenek terus berujar seperti itu.
Bapak hanya memelukku erat. Rambutku basah oleh derai tangis Bapak. Kurekatkan telingaku ke dada Bapak yang berdegup kencang. Menghantarkan tangisku menjadi-jadi. Sampai akhirnya aku lemas, lututku layuh. Pandanganku gelap dan tak kudengar apapun.
"Le Ibuk wis nek Surgo, ewangono Mbah Putri, ewangono Bapak. Ojo Nakal, Sekolah sing pinter (Nak, Ibu sudah di Surga, bantu Nenekmu, bantu Bapak, Jangan nakal, Sekolah yang pintar)" pesan Ibuku dalam perjumpaan singkat. Ia melangkah ke sebuah tanah lapang. Ku kejar tapi kakiku berat. Entah mengapa seorang Kakek tiba-tiba menghadangku seraya tersenyum ceria.
Aku tersadar dan kulihat tetangga telah berkumpul membacakan do'a untuk Ibuku. Tapi, ada satu pemandangan yang aneh. Seseorang ikut membaca do'a di sudut ruangan, wajahnya menatapku sembari senyum ceria. Sedangkan diatas kepalanya sebuah foto menempel di dinding. Wajah orang itu mirip sekali dengan foto itu. Mirip pula yang menghadang langkahku mengejar Ibu.
SINGOSARI, 4 Mei 2020Â