Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bukan Virus, Penyebab Kematian Singa Brewok

27 April 2020   18:28 Diperbarui: 28 April 2020   00:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa tersindir, Ketua Monyet melontarkan pertanyaan, "Tuan raja Singa brewok, lalu apa penyebab kematian beberapa Panda, Beruang, Buaya, Kuda, Sapi dan Unta. Kami koloni Monyet merasa terancam sebab kandang mereka satu deret dengan kami" tanya Ketua Monyet dengan muka masam.

"Ketua Monyet, ketahuilah, berdasarkan informasi petugas jaga, bahwa saat ini dunia sedang terjadi wabah pandemi virus berbahaya. Banyak manusia yang meninggal. Mereka yang sering berburu di hutan juga banyak yang meninggal. Mereka yang dulu membakar hutan kita juga banyak yang meninggal. Bahkan mereka yang menggali tambang di tengah hutan dan menembaki saudara kita juga banyak yang meninggal" papar Singa brewok penuh kharisma.

Mendadak kebun binatang riuh lagi, banyak diantara mereka saling berpandangan dan berbisik-bisik. "Lega rasanya, berarti hutan kita akan segera aman, semoga keturunan kita bisa tentram tinggal di hutan, jangan seperti kita" bisik Zebra kepada Keledai. "Ya kau betul Zebra, bahkan aku sudah rindu menarik kayu gerobak pengangkut kayu tebangan dari hutan" balas Keledai nyinyir.

"Ok...ok....saya lanjutkan, dengar saudara-saudaraku" gelegar suara Singa brewok. "Kini kalian cukup tinggal di kandang saja. Jangan coba-coba melarikan diri. Ada air di kolam yang bisa kalian gunakan untuk mandi, mencuci tangan supaya terhindar dari virus berbahaya. Jika ada saudara kita yang mendadak kritis dan mengarah kepada kematian, saya harap segera berteriak, laporkan padaku. Aku akan segera mengaum dan menendang kawat kandang supaya petugas jaga segera terbangun.

SEMINGGU KEMUDIAN

"Huaaaaaaarrr"
"Moooooo"
"Nguk....nguk...nguk"
"Hiiiiiikkkkh"
"Wauuuuuk...wuuuuk.....wuuuuk"
"Freeeeeettt"
"Guk...guk...guk"

Suara gaduh kembali memekakkan pagi yang sudah matang. Beberapa hewan ditemukan sekarat. Banyak yang mendadak lemas, kejang-kejang lalu mati. Para ketua koloni dan kandang berteriak minta bantuan kepada Singa brewok. Mereka bersahutan bahwa virus berbahaya menyerang penghuni kebun binatang.

Singa brewok pun tanggap, ia terus menendang-nendang kawat kandang, seolah-olah seluruh kebun binatang bergetar. Petugas jaga ditambah personilnya. Mereka mengangkuti hewan-hewan yang telah mati.

Satu persatu mereka angkut bangkai hewan dan ditumpuk di sebuah lubang dekat kolam Kudanil. Bangkai itu rencananya akan dikubur dalam satu liang lahad. Para petugas jaga nampak sedih. Demikian pula hewan-hewan yang melihat peristiwa itu. Mereka tak menolak jasad saudaranya dikubur di dekat kandang mereka. Sebab betapa mereka telah memberikan kenangan manis selama hidup di kebun binatang.

Setiap pagi kematian terus terjadi. Semakin banyak hewan yang mati. Singa brewok sendiri mulai lemas, kakinya berdarah-darah terlalu sering menendang kawat kandang yang sudah berkarat. Tubuhnya demam, sudah tak sanggup lagi mengaum. Akhirnya tepat pukul lima belas sore, Singa brewok lemas, kejang-kejang dan mati. Kakinya bengkak, mulutnya menganga, perutnya kempis.

Kebun binatang gempar. Buaya air tawar yang berseberangan selama ini pun turut berduka atas kematian raja kebun binatang. Namun ia juga cemas. "Jangan-jangan setelah ini giliranku?" gumam Buaya air tawar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun