Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lima Hal Yang Tak Perlu Dilakukan Saat Berjemur

11 April 2020   11:59 Diperbarui: 12 April 2020   14:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Kelurahan Pondok Kopi saat berjemur. Foto tribunjakarta.com/BIMA PUTRA

Memutus silaturahim

Dalam hal memutus tali silaturahim ini bisa saja berpotensi terjadi saat berjemur, yaitu adanya kelompok berjemur dengan orang-orang tertentu meskipun tetap dengan jaga jarak. Mereka sengaja membentuk "kelompok berjemur" yang menganggap orang diluar kelompoknya sebagai pihak yang tidak dihiraukan. Mungkin karena efek kejadian sebelumnya atau memang kelompok itu mengalami penyakit sosial, yaitu ekslusifisme. "Tidak level gitu loh!"

Kemudian pola satunya lagi adalah berjemur sendirian di halaman rumah dengan pagar tertutup rapat, padahal di depan pagar sedang ada orang berjemur yang ingin bertemu. Sekedar menanyakan kabar. Sebaliknya yang di dalam pagar merasa tak butuh bertemu dengan berbagai alasan yang dibuat sendiri. "Ya malas aja, nggak cocok" katanya dalam hati.

Tidak menjawab salam atau permisi

Hampir sama dengan memutus silaturahim, tapi ini spesifik lebih pada ucapan salam atau sekedar balasan dari ucapan permisi seseorang yang lewat saat berjemur. Membiarkan dan tidak menjawab salam atau mempersilahkan permisi seperti menganggap orang yang lewat seperti angin, dan yang telah berucap salam bisa saja menggerutu "Sombong amat."

Tidak jaga jarak dan mengganggu ketertiban

Ini yang lumayan parah, apalagi terkait dengan himbauan jaga jarak atau physical distancing, yaitu duduk berkelompok membuat lingkaran kecil atau satu deret barisan yang terdiri dari empat atau lima orang dengan jarak berdekatan, bahkan bisa untuk bisik-bisik. Sehingga sangat berisiko menularkan virus melalui bersin, dehem, atau bahkan bersentuhan langsung. Apalagi tidak pakai masker.

Ada lagi yang fatal, mentang-mentang musim berjemur dimana-mana, malah seenaknya berjemur di tengah jalan, sehingga orang lain mau lewat agak sungkan. Apalagi kalau pas ada orang lewat si pelaku berjemur malah menggerutu "Waktunya berjemur malah mondar-mandir aja kerjaannya."

Jangan pula berjemur di tempat yang rawan, semisal di rel kereta api (cari tempat aman meski tidak punya lahan), diatas genteng, di pinggir rooftop gedung bertingkat atau di puncak menara. Alih-alih berjemur malah mengganggu ketertiban umum karena dikira mau bunuh diri.

Pamer keduniawian

Nah, yang ini agak konyol, tapi kadang tidak kita sadari. Kalaupun anda sudah menyadari abaikan saja ya. Maksudnya gini, berjemur itu kan untuk menunjang imun tubuh. Mungkin ada diantara kita berjemur malah menggunakan perhiasan lengkap, pakai gelang sepanjang lengan. Pakai kacamata kupu-kupu seraya menceritakan harganya yang selangit dan belinya di luar negeri. Pakai kostum yang mengundang syahwat terbuka sana-sini padahal ada mata-mata liar yang mengintip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun