Salah satu poin penting menyikapi kepulangan Eva Yolanda adalah mengatur kepulangannya tanpa menjadikan masyarakat berkumpul dan menyambutnya. Aparat keamanan tidak saja mengawal, tapi juga "mengamankan" dari segala potensi kerumunan. Tentu pihak keamanan memiliki prosedur tetap itu. Seperti halnya operasi senyap atau operasi intelejen yang sering membuat masyarakat tak menyadari telah terjadi sesuatu.
Siapapun yang terlibat langsung dengan kepulangan itu seharusnya sudah mengadakan dialog kesepakatan dengan keluarga, karena bagaimanapun juga, rasa bangga keluarga menjadi poin penting apakah Eva Yolanda disambut seperti artis baru ataukah sementara ini diam-diam dulu. Jika keluarga sepakat kepulangan ini tanpa penyambutan, maka tanggal dan jam kepulangan menjadi strategi berikutnya. Jangan sampai waktu kepulangan ini bocor dan diketahui oleh masyarakat. Memang masyarakat boleh bangga dan menyanjung warganya yang telah membawa nama daerah, namun sekali lagi ini situasinya berbeda. Situasinya tidak memungkinkan.
Setelah dengan pihak keluarga, barulah mengatur jadwal kepulangan dengan strategi yang lebih aman lagi. Bagaimana caranya kepulangan itu tidak terendus masyarakat, tidak terendus media, bahkan jika perlu bertemu Bupati bisa dilakukan melalui panggilan video. Bisa diatur kepulangannya menggunakan pesawat malam hari atau juga melakukan penyamaran.Â
Jangan menampakkan diri bahwa ada peserta LIDA 2020 dari Lombok Timur yang pulang melalui bandara udara. Apalagi sekarang banyak orang mengenakan masker, harusnya lebih mudah menyamar menggunakan masker dan jika perlu menggunakan penutup kepala jaket hodie wanita. Intinya banyak cara untuk menyamar.
Mengatur rombongan yang bersama Eva Yolanda juga hal penting lainnya. Jika seluruhnya bergerombol disekitar Eva Yolanda tentu penumpang lain akan penasaran. Selama perjalanan pulang juga diatur bagaimana sampai di kampung halamannya tidak mencolok melibatkan banyak kendaraan, atau atur jarak saja. Pastikan pula jam istirahat masyarakat sehingga mereka tidak banyak tahu bahwa Eva Yolanda telah pulang.
Terakhir, jaga atau amankan rumah Eva Yolanda, beri informasi kepada masyarakat bahwa tidak ada jumpa fans atau sekedar ingin selfie atau mendapatkan foto pujaan. Jika perlu informasikan bahwa Eva Yolanda posisinya tidak di Lombok Timur, bisa di saudaranya atau di tempat lain yang untuk sementara dijaga kerahasiaannya.Â
Strategi antisipasi mencegah kepulangan ini mungkin terlihat konyol, karena penulis bukan dari aparat keamanan yang tidak pernah menerima ilmu intelejen, tetapi dibandingkan dengan kerumunan menyambut Eva Yolanda justru mengesankan bahwa hal tersebut lebih konyol. Nasi sudah menjadi bubur, jangan ada penyesalan atau menyalahkan pihak lain jika ternyata terjadi peningkatan risiko covid-19 di kampung halaman Eva Yolanda, dan semoga hal itu tidak terjadi.
Malang, 8 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H