Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Ahok, Berhentilah Menangis!

13 Desember 2016   21:47 Diperbarui: 13 Desember 2016   23:08 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : viva.co.id

Mereka sepertinya begitu terkesima dengan aksi seekor elang muda yang dengan lincahnya terbang kesana-kemari mengumbar janji dan mimpi-mimpi bantuan tunai. Apakah mereka tidak bisa mengenali yang mana induk ayam dan yang mana elang yang semestinya harus mereka dihindari?

Inilah sebenarnya yang membuat Pak Ahok menangis. Bagai induk ayam yang tidak mau kehilangan anak-anaknya, ia tak henti berupaya untuk mengumpulkan mereka di bawah sayapnya. Dengan cara demikian, mereka tidak akan menjadi santapan kawanan elang pemangsa.

Dan betapa susah hatinya ketika anak-anak ayam itu justru lebih tertarik dengan aksi akrobat kawanan elang. Hanya dengan segumpal cacing di mulut dan kakinya, kawanan elang itu terus menggoda dan membujuk anak-anak ayam untuk mempercayai kebaikan hati si elang lalu meninggalkan kepak sayap induknya. Semua ini membuatnya tak kuasa menahan tangis, dan ia pun menangis.

Tentulah engkau sangat tahu apa yang kumaksud. Dan andai tidak, juga tidak apa, teruskanlah perjuanganmu! Sampai kelak, seperti anak-anak ayam tidak lagi bersama-sama dengan induknya, dan baru engkau tahu bahwa sesungguhnya mereka telah kehilangan induknya.

Ah... dari tadi kebanyakan bicara tentang ayam dan induknya. Padahal, aku sebenarnya mau mengatakan sesuatu kepada Pak Ahok. Sudahlah Pak Ahok, berhentilah menangis! Tidak ada gunanya engkau menangis. Simpanlah air matamu itu dan jangan tumpahkan lagi. Aku pun tak mau ikut-ikutan menangis. Buat apa aku menangis? 

Andai tangis bisa membereskan masalah ini, tidak apa aku pun kan ikut menangis. Namun tentu bukan seperti itu. Justru aku pikir, baiklah jika Pak Ahok tertawa saja, toh semua  ini juga sebenarnya demi mereka. Biarlah mereka yang menangis, entah itu sekarang ataupun nanti.

Syukur jika mereka mau menyadari apa yang sesungguhnya terjadi lalu menangis. Jika tidak, biarkan saja  mereka tertawa ketika melihatmu menangis hari ini. Biarkan dan lupakan saja! Satu ketika nanti, mereka pasti akan menangis, dan semuanya sudah terlambat. Dan engkau sudah tidak lagi di sana, di Balai Kota untuk menghapus air mata mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun