Adalah Anies Baswedan, yang entah masukan dari siapa baru-baru ini membuat pernyataan bahwa sungai-sungai di Jakarta semakin bersih dan airnya mulai jernih karena Fauzi Bowo. Ia secara sengaja hendak menafikan prestasi petahana dan memberi kredit kepada Fauzi Bowo.
Entahlah, harus bagaimana mengungkapkan ketidakpercayaan ini atas perubahan mendadak yang terjadi pada Anies. Padahal, baru seminggu ia ada di kubu pengusungnya. Bagaimana pula setelah lima tahun, apa yang akan terjadi pada Mas Anies?
Meskipun fakta sudah berbicara, dan sebelumnya juga, Mas Anies tidak pernah usil, ketika masih ada di kabinet Jokowi. Tiba-tiba Mas Anies berubah. Ia sepertinya mulai terjangkit dengan typikal orang orang di kubu pengusungnya, yang selama ini terus berupaya mendiskreditkan dan menafikan prestasi Ahok selama memimpin ibukota.
Namun, pernyataan Mas Anies kali ini terlalu sulit untuk bisa dipercaya berasal dari Mas Anies. Harus dengan cara seperti itukah? Mas Anies tiba-tiba mengadopsi cara haters Ahok, yang selama ini berkeras bahwa Ahok adalah dusta yang disamarkan dan selalu dibenarkan.
Namun sulit dibantah, ucapan Mas Anies ini adalah fakta yang hendak didustakan. Fakta yang terlalu nyata untuk bisa didustakan, apalagi dengan mengkreditkannya kepada Fauzi Bowo. Harus sebegitunyakah Mas Anies?
Secepat itukah Mas Anies berubah? Padahal, Mas Anies sangat tahu, betapa besarnya selama ini kebencian, yang menjadi energi bagi haters Ahok untuk terus meyakinkan siapapun agar yang namanya Ahok jangan sampai ikutan di Pilgub 2017.
Mereka yang hatinya telah dicengkeram oleh kebencian, dusta pun akan dipaksakan menjadi kebenaran, dan kebenaran pun akan didustakan.
Bukankah itu sangat cukup untuk menyimpulkan bahwa ketakutan dan kebencian telah memaksa haters untuk berdusta? Dan, bisa-bisanya Mas Anies mengadopsi cara-cara mereka, yang sudah pasti didorong oleh ketakutan bahwa Ahok pasti akan terpilih kembali. Itu juga lah yang memaksa mereka untuk terus mengagalkannya supaya jangan sampai terjadi.
Bahkan, Mas Anies dengan santunnya berusaha meyakinkan orang bahwa Ahok tidak melakukan apa-apa selama menjabat Gubernur DKI, yang bekerja adalah Fauzi Bowo, bagaimana bisa?
Begitulah, jika kebencian yang berbicara, yang benar pun akan dibilang salah. Dan segala hal akan selalu salah. Jika misalnya, ada pejabat DKI yang bobrok, mereka akan segera mengatakan: “ Habis, gubernurnya si Ahok.” Padahal, sangat mungkin apa yang dilakukan oleh pejabat tersebut tidak ada urusannya dengan Pak Ahok, namun akan dipaksakan bahwa itu terjadi karena kesalahan Pak Ahok.
Demikian pula ketika sungai- sungai di Jakarta sekarang makin bersih, tidak lagi dipenuhi sampah dan bebas bau. Jika haters masih bisa mengakui bahwa itu karena pasukan oranye atau pasukan biru yang bekerja, dan tidak ada peran Ahok sama sekali di sana. Kenapa justru Mas Anis bisa lebih parah dari haters?