Tidak terasa sudah 7 tahun yang lalu saya menuliskan “Dunia Pengobatan Modern” di bLog Kompasiana ini, bisa dilihat pada http://www.kompasiana.com/omri/dunia-pengobatan-modern_54fd6404a33311b71d50fae2
Kelihatannya sudah saatnya memutahirkan apa yang kita lihat pada saat ini di dunia yang sama. Alasan kedua untuk menuliskannya adalah karena saya sudah gatal tangan, 18 bulan tidak menulis lagi disini, karena kualitas Kompasiana “pernah” jeblok dan mudah2an sekarang sudah membaik dengan format baru nya.
Secara umum dalam 7 tahun terahir, perkembangan dunia kesehatan sangat menggembirakan terutama dalam hal science yang berhubungan dengan nutrisi dan microbiology, teknik2 perawatan dan pengobatan mutahir yang ditunjang dengan peralatan yang canggih dan berbagai bentuk theraphy yang menyeluruh. Pendidikan kesehatan masyarakat juga lebih maju dengan begitu banyaknya publikasi, video maupun tulisan mengenai nutrisi, diet, olah raga kebugaran fisik dan psikis.
Sayangnya semua yang saya sebutkan diatas hanya terjadi pada dunia pengobatan alternative, atau mereka lebih suka disebut sebagai Integrative Medicine.
Untuk dunia pengobatan mainstream, atau allopathic maupun sering disebut sebagai pengobatan Orthodox, kondisinya masih sama, berjalan ditempat. Perusahaan2 Farmasi masih berkutat dengan menciptakan obat2 “baru”, apakah itu jenis statin untuk cholesterol, obat darah tinggi apakah beta-blocker dan lainnya, menciptakan racun chemo yang baru, obat diabetes untuk menjaga pasien tetap hidup dan masih beli obat, obat2 penenang untuk masyarakat kaya, tidak lupa menciptakan puluhan jenis vaccine baru yang gampang dijual kepada negara2 lewat pejabatnya dan semua jenis obat untuk penyakit chronis dan orang berusia lanjut yang laris manis laba besar.
Tidak ada yang berubah, tetap sama, business as usual dan memang penghasilan obat tetap tinggi, lebih dari 3 Trillion USD pertahun. Mengapa harus berubah?? Dokter2 juga tetap happy karena selain gaji cukup dan jasa praktik tetap mahal, dan masih ditambah dengan kucuran komisi dari pabrik obat. Mengapa harus berubah?? Semua praktisi dilindungi oleh undang2 dan ditempatkan sebagai warganegara terhormat di Negara dimana masyarakatnya masih buta masalah kesehatan…..
Nah… apa berita gembiranya? Dari segi ilmu pengetahuan atau science yang baku, penelitian terhadap nutrisi dan bahan makanan sangat mengemuka. Orthomolecular medicine yang meneliti interaksi biology dalam tatanan micro menemukan informasi terbaru mengenai berbagai jenis Vitamin2 yang telah ada sebelumnya ditambah jenis vitamin baru. Dunia dikejutkan dengan theraphy Vit C atau Vit A atau Vit D untuk menyembuhkan penyakit Cancer misalnya. Vitamin terbukti sangat ampuh, murah, tidak dapat dipaten kan [karena itu tidak dilirik oleh pabrik Farmasi] dan tidak memiliki dampak sampingan sama sekali. Tentunya informasi yang bertolak belakang dihembuskan oleh pabrik Farmasi…
Penelitian mengenai gula, garam, cholesterol, protein, carbohydrate, air, panas, sinar, bunyi telah mampu membawa kita pada jenjang baru untuk mengerti fungsi dari substansi ini. Pengetahuan baru ini juga telah ditransformasikan pada pengetahuan kesehatan masyarakat dan juga bentuk2 Therapy baru yang lebih effective untuk semua jenis penyakit, apakah itu penyakit chronis dan penyakit berat seperti cancer. Penggunaan cahaya, panas, biji2an, daun2an tertentu, hingga perbaikan DNA, listrik tegangan rendah dan berbagai therapy baru untuk penyakit cancer misalnya telah membawa kita pada tatanan baru yang lebih baik dan berakal sehat.
Pengetahuan baru ini telah meruntuhkan berbagai mythos yang digunakan pada ilmu pengetahuan Orthodox atau mainstream, merubah pengertian dasar, mind-set sekaligus perilaku, pola hidup sehat yang berbasis technology. Ilmu kesehatan didorong kembali pada basis yang benar yaitu Perawatan Kesehatan, dan bukan Pengobatan Sakit. Ilmu Pengobatan didorong pada pengobatan secara mendasar, pada asal mula penyakit dan bukan sekedar menghilangkan rasa sakit di permukaan saja. Para pengobat sekarang [Healer] didorong untuk kembali mengikuti Sumpah Hippocrates, Bapak dunia Kesehatan, yang mengatakan…..Mengobati harus tanpa Mencelakakan dan Menggunakan makanan sebagai Obat. Sumpah yang agung namun selalu dilupakan demi mengejar keuntungan.
Pegiat kesehatan dalam skala internasional juga lebih banyak memuat publikasi tentang pekerjaan mereka, mendidik masyarakat untuk hidup sehat. Mayoritas mereka ini adalah ahli kesehatan yang keluar dari dunia mainstream dan masuk pada Interactive Medical seperti Dr. Russel Blaylock, Dr.Brrownstein, Bill Henderson, Mike Adams, Dr. Josh Axe, Dr.Rashid Buttar, Dr Raymond Hilu, Dr.Mercola dan ratusan ahli2 kesehatan yang ber empati pada masalah kesehatan masyarakat. Mereka ini adalah pionir2 kesehatan baru yang membuka cakrawala pemikiran baru bagi dunia kesehatan.
Bagaimana hal ini perlu disikapi oleh masyarakat?
Pertama tama, sadarlah bahwa Kesehatan adalah tanggung jawab mu secara pribadi. Setiap pribadi memiliki jiwa dan raga yang unik. Jangan pernah memercayakan kesehatan anda pada orang lain, apakah dia dokter, tabib, guru dll. Kenalilah tubuh anda dengan intim dan dengarkanlah bisikan nya, berbicaralah dengan dia. Sangatlah ironis bila anda perlu menggunakan thermometer untuk mengetahui bahwa anda sedang demam, perlu alat untuk mengetahui tekanan darah anda naik, perlu pemeriksaan darah untuk tahu liver, ginjal dan jantung anda rusak. Dengarkanlah tubuh mu.
Berilah tubuhmu makanan yang bernutrisi tinggi, sehat, tidak mengandung racun, pestisida, logam berat, antibiotic, gula dan garam berlebihan, penyedap makanan, pewarna, pengawet dan seribu satu macam bahan yang buruk bagi tubuh. Belajarlah untuk mengenali makanan yang baik untuk tubuh dan bukan hanya yang enak di mulut.
Belajarlah untuk mengatur pola makan atau diet yang sesuai dengan tubuhmu. Informasi mengenai pola makan yang benar dan baik tersedia pada berbagai artikel, buku, internet. Belajarlah. Tidak semua baik untuk anda, jadi cobalah untuk mengetahui mana yang sesuai dan lakukanlah secara disipilin. Buatlah itu menjadi rutinitas anda, bukan sekedar therapy sementara.
Beristirahat lah dengan cukup dan lakukan olahraga secara teratur. Ini resep kuno yang sering menyebalkan, namun selalu benar. Badan memerlukan waktu untuk detoksifikasi, regenerasi, melatih kelenturan otot agar oxygen secara cukup memasuki seluruh sel tubuh.
Belajarlah mengobati badan anda sendiri terutama untuk masalah kesehatan ringan seperti pilek, batuk, sakit perut, gatal2 dan penyakit ringan lainnya. Penyakit ringan di Indonesia merupakan lebih dari 90% penyakit yang terjadi. Bila anda tahu mengobatinya maka rumah sakit tidak perlu menjadi sesak padat dan mengantri. Gunakan makanan untuk memulihkannya atau bahan alam lainnya yang organic. Jangan sekali kali memakai obat2an Farmasi, terutama obat2 keras. Jangan percaya bahwa obat2an ini telah diuji dengan sebenarnya melalui evidence-based testing. Produk itu mayoritas adalah synthetic dan memiliki dampak samping yang merusak tubuh anda. Untuk penyakit2 yang lebih serius, ber konsultasilah dengan teman, sesama penderita, ikuti club atau group hidup sehat atau berkomunikasi lah dengan pegiat kesehatan. Mereka lebih pintar merawat dan mengobati masalah kesehatan dibanding para dokter. Rumah Sakit masih diperlukan, namun untuk pengobatan kecelakaan saja. Yang anda perlukan adalah Rumah Sehat.
Peliharalah kesehatan spiritual dan psikis. Ini sudah merupakan separuh dari masalah yang ada. Saya bukan ahli dalam bidang ini, tetapi anda dapat berbicara dengan para kiyai, pendeta, biksu maupun tokoh religi, seniman, budayawan dan semacamnya untuk mendapatkan kesehatan jiwa, ketentraman jiwa.
Sekali lagi, kesehatan tubuh ini, jiwa dan raga adalah tanggung jawab kita masing2. Marilah kita belajar untuk merawatnya, memperbaikinya sendiri. Jangan berikan tanggung jawab itu pada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H