Pada demonstrasi Kontekstual berupa mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD - 'Pendidikan yang Berpihak pada Murid' - dalam sebuah karya (video pendek, komik, lagu, puisi, dll) dan mempublikasikan sebagai wujud pemahaman, pemaknaan dan penghayatan yang di praktekkan dari pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara. Penulis membuat demontrasi konstektual dalam bentuk puisi yang dibagikan melalui aplikasi tiktok (https://vt.tiktok.com/ZSLn3jBFJ/ ). Hal ini dengan tujuan isi dan lagu yang mengirinya dapat mengenai hati atau perasaan murid.
Hal yang paling menarik pada saat kegiatan ruang kolaborasi kelompok. Para CGP berdiskusi di ruang virtual tentang budaya daerah yang mengandung konsep-konsep pemikiran Kihajar Dewantara. Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran, yaitu CGP mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi'. Fasilitator menegaskan dalam Forum Diskusi, CGP saling membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara. Dan Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara.
Penulis dan rekan kelompok mengambil tema budaya Yaqowiyu atau ‘Saparan’ yang dilaksanakan di Kecamatan Jatinom. Hal ini dilakukan karena para murid masih antusias terhadap budaya tersebut. Kue apem yang biasa disajikan dalam upacara kebudayaan tersebut masih dilestarikan walaupun dengan rasa dan kemasan yang berbeda.Â
Sebelum masa pandemi, biasanya kue apem dibuat gunungan tanpa dibungkus plastik mika. Saat ini, kue apem yang disusun maupun yang diberikan kepada masyarakat sudah dibungkus plastik mika. Selain itu rasa kue apem pada umumnya masih original yaitu manis dan gurih dari rasa kelapa dan gula. Saat ini variasi rasa kue apem sudah beraneka macam, seperti rasa coklat, keju, strabery dan yang lainnya. Hal ini memberikan gambaran konsep – konsep KHD tentang kodrat alam dan kodrat zaman.
Setelah kolaborasi kelompok, esok harinya penulis melakukan kolaborasi presentasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya mengenai eksplorasi nilai-nilai luhur sosial-budaya. Kegiatan ini memberikan gambaran betapa luhurnya nilai-nilai budaya negeri ini.
Examination
Perjalanan dua minggu dalam mengikuti pelatihan sebagai calon guru penggerak angkatan ke-9 (Sembilan) telah membuka wawasan dan memberikan pengalaman konsep pendidikan yang diterapkan di sekolah. Pada kegiatan di ruang kolaborasi dilanjutkan dengan mempresentasi yang di dampingi oleh fasilitator dan pengajar praktik semakin menambah pemahaman dan wawasan terhadap filosofi dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Pada tujuan dan rencana pembelajaran di kelas, sebelumnya banyak demontrasi dan tema yang diangkat dari materi sama dalam kelas pararel atau seragam. Sama halnya produk atau penugasan yang dikerjakan murid belum berpusat pada murid. Setelah memahami konsep KHD, penulis berusaha menyesuaikan dengan minat bakat murid dan belajar bersama dengan murid dalam mengikuti kodrat zaman.
Hal yang paling terlihat jelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang penulis ampu adalah CP menulis dan berbicara. Saat ini murid tidak hanya menulis di atas kertas. Murid SMK sudah diperbolehkan membawa gawai ke sekolah. Oleh karena itu, mengikuti minat mereka yang sering bermain dengan gawai maka gawai kita arahkan untuk kegiatan pembelajaran. Misalnya membuat materi presentasi dengan aplikasi yang mereka sukai. Begitupun dengan CP berbicara, misalnya drama.Â
Kita tidak harus menyediakan panggung untuk pentas drama, namun murid dapat melakukan proyek pentas drama di tempat tinggal mereka bersama kelompoknya. Hasil karya mereka didokumentasikan dengan menggunakan video dari gawai yang dimiliki oleh murid.
Articulation of Learning