Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menakar Dunia Pendidikan di Korea Selatan Melalui Drakor

15 November 2024   16:22 Diperbarui: 17 November 2024   15:33 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ujian Suneung atau College Scholastic Ability Test (CSAT) di Korea Selatan (AFP/Jung Yeon-Je via KOMPAS.com)

Kok bisa penerbangan dihentikan karena ada ujian?

Itu yang ada di benak ketika melihat sebuah video yang saya temukan di Instagram belum lama ini. Intinya, video itu memberitakan jika selama pelaksanaan Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi atau College Scholastic Ability Test (CSAT) atau Seneung (), pemerintah Korea Selatan mengambil langkah melarang (lebih tepatnya mengatur ulang) semua penerbangan saat ujian berlangsung.

Wah, luar biasa ini. Yang menariknya, setelah saya cek di Kompas.com, ternyata kebijakan ini sudah dilakukan sejak lama oleh pemerintahan Korsel. Tahun ini, sebanyak 552.670 menghadapi ujian penting tersebut untuk menentukan kampus mana yang akan mereka dapatkan.

Suasana CSAT di Korsel. Sumber gambar expatschoolskorea.com
Suasana CSAT di Korsel. Sumber gambar expatschoolskorea.com

Hebatnya lagi, selain siswanya itu sendiri, pemerintah juga meminta perusahaan untuk menunda jam kerja di kantor. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi bahkan melarang pesawat lepas landas dan mendarat selama sesi tes Bahasa Inggris berlangsung (agar tidak mengganggu ketika test listening berjalan). Kereta dan Bus juga beroperasi lebih awal untuk memastikan siswa tiba tepat waktu di lokasi ujian.

Suasana ujian CSAT. Sumber gambar assets.bwbx.io
Suasana ujian CSAT. Sumber gambar assets.bwbx.io

Jika ada proyek konstruksi di sekitar lokasi ujian, maka juga dihentikan sementara. Serikat bus dan taksi pun sepakat untuk tidak menyembunyikan klakson selama jam ujian. Sungguh luar biasa, dapat dipastikan Kamis, 15 November 2024 kemarin, saat CSAT dilaksanakan, Korea Selatan menjadi lebih senyap ketimbang biasanya.

Lalu, bicara tentang Pendidikan, saya jadi ingat 2 drama Korea yang mengupas dunia Pendidikan Korsel secara lebih dalam. Apa saja? Ini dia!

SKY CASTLE (2018)

Bercerita tentang 4 keluarga yang menempati komplek perumahan elit di mana 3 di antara keluarga ini anaknya tengah mempersiapkan diri untuk ujian CSAT.

Sudah jadi "tradisi" penghuni komplek ini jika salah satu anak mereka diterima berkuliah di kampus elit, maka mereka akan mengadakan pesta jamuan sembari memamerkan pencapaian itu.

Pesta jamuan merayakan keberhasilan masuk kuliah. Sumber gambar IMDB
Pesta jamuan merayakan keberhasilan masuk kuliah. Sumber gambar IMDB

Kang Ye-Seo (Kim Hye-Yoon) adalah anak dari keluarga Kang Joon-Sang & Han Seo-Jin yang paling berambisi untuk mendapatkan nilai tinggi di CSAT. Dia memang pintar tapi juga cenderung anti-sosial dan tak peduli dengan orang lain.

Sikapnya ini didukung oleh ibunya, yang rela "mengemis" kepada Kim Joo-Young (Kim Seo-Hyung), seorang koordinator bimbingan belajar yang dipercaya selalu berhasil mengantarkan anak didiknya mencapai hasil maksimal di CSAT.

Keluarga No Seung-Hye & Cha Min-Hyuk lain lagi, mereka harus mempersiapkan 2 anak mereka ke ujian CSAT. Apalagi, anak pertama mereka diterima kuliah di Amerika Serikat, Min-Hyuk dengan segala cara menekan kedua putranya agar mengikuti jejak kakaknya.

Keluarga Jin Jin-Hee & Woo Yang-Woo punya waktu lebih banyak karena anak mereka masih SMP. Walau begitu, mereka juga udah ikut heboh mempersiapkan anak mereka dengan sederet les yang melelahkan.

Koordinator les yang ternyata punya rahasia mengerikan di balik kehidupannya. Sumber gambar IMDB
Koordinator les yang ternyata punya rahasia mengerikan di balik kehidupannya. Sumber gambar IMDB

Udah capek belajar di sekolah, eh di komplek harus menghadiri pertemuan dan belajar bersama. Sumber gambar IMDB
Udah capek belajar di sekolah, eh di komplek harus menghadiri pertemuan dan belajar bersama. Sumber gambar IMDB

Dari semua keluarga ini, hanya pasangan Lee Soo-Im & Hwang Chi-Young yang lebih luwes karena yakin anak mereka Hwang Woo-Joo sudah berusaha dan akan memberikan upaya terbaiknya pada ujian CSAT.

Di film ini diperlihatkan betapa kerasnya anak-anak ini dalam belajar. Rata-rata sekolah selesai pukul 4 sore dan itupun siswanya lanjut belajar tambahan baik di tempat kursus atau belajar mandiri di perpustakaan.

Dalam versi situs worldtop20.org dalam ranking Pendidikan dunia, Korea Selatan menempati posisi ke-2, hanya 1 peringkat di bawah Denmark. Tingkat literasi Korsel pun menyentuh angka 98.80%, luar biasa walaupun di drama ini diperlihatkan pula dampak negatif Pendidikan Korsel ini ketika siswa dan orang tua kelewat berambisi sehingga menghalalkan segala cara demi meraih posisi puncak.

Btw, Sky Castle drama sukses yang meraih beberapa penghargaan di ajang BaekSang Arts Award, diantaranya kategori Sutradara, Aktris, Aktor Pendukung dan Artis Pendatang Baru terbaik.

Sky Castle dinilai mampu memperlihatkan kondisi Pendidikan Korea Selatan, sedikit menyentil beberapa hal buruknya terlebih SKY merupakan akronim dari 3 universitas ternama di Korea Selatan yakni Seoul National University, Korea University & Yonsei University.


Sungguh drama thriller yang luar biasa bagus. Drama dengan 20 episode ini saya kasih nilai 9,5/10!

BLACK DOG: BEING A TEACHER (2019)

Jika dalam drama SKY Castle, dunia Pendidikan Korsel sudut pandangnya dilihat dari siswa dan orang tua, drama keluaran tvN ini berusaha memaparkan kehidupan gurunya.

Drama berjumlah 16 episode ini berkisah tentang Ha-Neul (Seo Hyun-Jin) yang menjadikan profesi guru sebagai jalan yang dipilih. Ada sejarah tragis yang melatarbelakanginya, yakni saat seorang guru berhasil menyelamatkannya dalam sebuah kecelakaan bus ketika ia masih bersekolah. Ironisnya, sang guru malah tewas dalam kejadian itu.

Untuk menebus rasa bersalah, Ha-Neul menjaga hubungan baik dengan istri sang guru yang sudah menyelamatkannya.

"Berhentilah merasa bersalah, apalagi kejadiannya sudah lama berlalu," ujar Song Young-Sook, istri mendiang sang guru. Tapi, Ha-Neul tak peduli. Ia masih rutin datang dan membantu pekerjaan wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu keduanya itu.

Guru yang ada di Black Dog. Sumber gambar vikiplatform.com
Guru yang ada di Black Dog. Sumber gambar vikiplatform.com

Tidak mudah untuk bekerja sebagai seorang guru di Korsel. Setelah menjalani serangkaian tes, Ha-Neul akhirnya diterima bekerja sebagai "Guru Sementara" di SMA Daechi dan ditempatkan di Departemen Penerimaan Siswa.

Jadi, selain mengajar pelajaran Bahasa Korea, ia juga bertanggung jawab menarik minat banyak calon siswa di luar sana agar memilih SMA Daechi sebagai tempat belajar.

Sebagaimana sebutannya, Ha-Neul dan juga guru sementara lain, bekerja berdasarkan kontrak. Umumnya 1 tahun dan dapat diperpanjang atau disetop tergantung performa mengajar mereka.

Sialnya, Ha-Neul tak menyadari bahwa salah satu pamannya Moon Soo-Ho (Jung Hae-Kyun) bekerja di sekolah yang sama. Tak ayal, muncul gosip jika Ha-Neul dapat bekerja di SMA Daechi dikarenakan peran sang paman.

Ia dirundung oleh kawan sesama pengajar sementara lainnya. Bukan sekali-dua-kali ia berusaha untuk menyerah. Untungnya, Park Sung-Soon (Ra Mi-Ran) pimpinannya di Departemen Penerimaan mampu menyadarkannya akan tujuan ia bekerja di SMA Daechi.

Ha-Neul benar-benar ingin mengabdi. Ia ingin mengajar para siswa dan ingin menjadikan mereka pintar. Beruntung, dua rekannya yang lain di Departemen Penerimaan yakni Do Yeon-Woo (Ha-Joon) dan Bae Myung-Soo (Lee Chang-Hoon) juga menyokongnya secara penuh.

Ha-Neul dan salah satu muridnya. Sumber gambar: hancinema.net
Ha-Neul dan salah satu muridnya. Sumber gambar: hancinema.net

Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Ha-Neul. Misalnya saja saat Kim Yi-Boon (Jo Yeon-Hee) guru tetap pelajaran Bahasa Korea mau memakai materi pembelajaran yang ia rancang dan buat alias menyontek. Tak hanya itu, Yi-Boon juga berusaha menyetir cara mengajar Ha-Neul padahal Ha-Neul meyakini metode pembelajarannya sudah tepat.

Lalu, tantangan lain muncul saat siswa pintar menggunakan lembaga belajar independen datang untuk mengoreksi soal ujian dan kemudian ditemukan jika guru Fisika Daechi melakukan kesalahan dalam pembuatan soal.

Di Indonesia hal ini bisa jadi perkara sepele. Bayangkan proses belajar di sana, di mana siswa yang merasa dirinya benar dapat protes dan berargumen sambil menyodorkan bukti-bukti jika guru melakukan kesalahan. Di Korea, perubahan satu nilai dapat merombak peringkat keseluruhan siswa. Dan, itu sangat berpengaruh terhadap proses penerimaan di perguruan tinggi, sebagaimana tes CSAT yang saya bahas di awal tulisan.

Dapat saya bilang, drama ini 90% fokus terhadap kehidupan para gurunya. Sisanya memang ada hubungan antara guru dan siswa, tapi porsinya kecil dan rupanya di Korea Selatan ada banyak pekerjaan yang dilakukan oleh para guru, tak semata-mata mengajar dan mengisi rapor.

Jajaran guru di Black Dog. Sumber gambar: pinimg.com
Jajaran guru di Black Dog. Sumber gambar: pinimg.com

Ha-Neul sendiri harus berjuang dalam proses seleksi guru tetap. Dan di Korea, proses penerimaannya dilakukan transparan. Semua orang dapat mendaftar sehingga tak peduli berapa lama seseorang telah bekerja sebagai guru sementara di sekolah tersebut, hasil akhir proses seleksi penerimaan guru tetap ini mengacu pada hasil seleksi.

Memang nggak mudah demi menjaga kualitas Pendidikan di Korsel. Tapi, guru sangat dihargai. Saya iseng ngecek, ternyata rata-rata guru di Korea Selatan mendapatkan penghasilan $53.000/tahun atau sekitar 840 juta rupiah. Coba bandingkan dengan gaji bulanan rata-rata guru di Indonesia, sangat timpang bukan? Apalagi jika guru honor yang gajinya di bawah 1 juta. Sungguh miris.

Ada banyak lagi permasalahan seputar kehidupan para guru di Korea Selatan yang diangkat dari drama Black Dog ini. Jujur saja, sebetulnya alasan terbesar saya menonton drama ini tak lebih dikarenakan keberadaan Ra Mi-Ran si Mama Cheetah dalam drama Reply 1988. Saya kangen melihat aktingnya. Dan, tak perlu diragukan, di drama ini pun Ra Mi-Ran berhasil menunjukkan performa aktingnya yang jempolan.

Black Dog adalah drama yang memberikan banyak insight kepada saya saat menonton. Walaupun bisa jadi "iklim" mengajar dan bobot pekerjaan guru di Korea dan Indonesia berbeda, namun dari drama ini gambaran kehidupan seorang guru dapat diambil saripatinya dan dijadikan pelajaran dalam menjalani hidup, terlepas apapun profesi yang kita jalani.


Drama keren ini saya beri skor 9/10. Tidak sebesar SKY Castle memang, tapi, jika ada satu drama yang nilainya sama atau di atas 9 maka dapat disebut highly recommended.

*   *   *

Pada akhirnya banyak ilmu yang saya dapatkan tak semata-mata dari buku dan bangku sekolah. Tapi dari menonton Drama Korea pun banyak pengetahuan yang bikin saya berfikir, "loh ternyata bisa begitu toh!"

Tidak tahu jumlah tepatnya, tapi rasanya sudah puluhan drakor yang saya tonton. Temanya pun beragam, misalnya saja kehidupan dunia medis (Hospital Playlist, Good Doctor, Dr.Romantic, Doctor Prisoner, dsb), dunia hukum (Extraordinary Attorney Woo, Stranger, Innocent Defendant, Law School, dsb), atau yang berkaitan dengan sejarah di Korea Selatan (Jewel in The Palace, Under The Queen's Umbrella, Kingdom, dsb) atau dunia olahraga (Hot Stove League, Prison Playbook, Run On, Twenty-Five Twenty-One, dsb).

Berbagai macam poster Drakor. Sumber gambar cdn.prod.website-files.com
Berbagai macam poster Drakor. Sumber gambar cdn.prod.website-files.com

Selain merasa terhibur ketika menyaksikan drama Korea ini, saya juga diajakin untuk semakin pintar. Isi kepala saya bertambah dengan ilmu-ilmu yang tidak saya dapatkan di bangku sekolah/kuliah karena jurusan yang saya ambil berbeda.

Satu harapan saya, yakni bisa mendatangi Korea Selatan secara langsung suatu saat nanti. Honestly, saking seringnya nonton drakor, saya mulai familiar dengan beberapa kata dalam Bahasa Korea. Jadi, ya siapa tahu nanti bisa praktik langsung ya, kan! Arasso! :)

Penulis bagian dari Kompal. Dokpri.
Penulis bagian dari Kompal. Dokpri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun