Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dramatisnya Proses Penyelamatan 13 Orang yang Terjebak di Gua dalam Film "Thirteen Lives"

8 September 2022   09:53 Diperbarui: 10 September 2022   15:06 3283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses penyelamatan di Tham Luang Nang Non. Sumber gambar https://www.vitalthrills.com/

Sabtu, 23 Juni 2018 bisa jadi adalah hari yang tak akan pernah terlupakan oleh Ekkaphon Chanthawong, seorang asisten pelatih tim sepak bola di mana, hari itu ia harus terjebak di dalam sebuah gua bersama 12 anggota tim yang ia latih.

Tham Luang Nang Non/Gua Besar Putri Tidur yang terletak di Chiang Rai ini dari luar terlihat seperti gua wisata pada umumnya. Namun, siapa sangka kedalaman gua ini mencapai 10,3 km dan memiliki banyak relung dalam, terowongan sempit, boulder choke, reruntuhan, dan genangan air.

Niat hati mereka ingin merayakan ulang tahun Peerapat Sompiangjai yang ke-17, namun saat masuk ke sana, mereka terjebak dengan air yang tiba-tiba naik akibat hujan lebat. Ironisnya, demi menghindari air naik itu, mereka terus berjalan ke dalam untuk mencari tempat yang lebih tinggi.

Kehilangan 12 anak dalam waktu yang bersamaan dengan cepat menggegerkan warga sekitar. Para orang tua yang kehilangan anak bersatu dan setelah melakukan pencarian mereka meyakini bahwa anak-anak mereka terjebak dalam gua tersebut.

Poster film Thirteen Lives. Sumber gambar amazon.com
Poster film Thirteen Lives. Sumber gambar amazon.com
Pihak terkait segera dikontak. Sayangnya, adanya aliran sungai petmanen di dalam gua, menyulitkan untuk mereka masuk ke dalam. Jangankan warga sipil, pasukan angkatan laut yang jago menyelam sekalipun kesulitan melakukan pencarian sebab menyelam di dalam gua sangat berbeda dengan menyelam di sungai atau laut. Apalagi, air di dalam gua keruh sehingga kian menyulitkan.

Berita hilangnya 12 anak dan 1 asisten pelatin ini dengan cepat mendunia. Orang-orang berbondong-bondong datang dan ikut melakukan pencarian.

Berbagai cara ditempuh, misalnya saja dengan menyedot air di dalam gua. Dalam hal ini, penduduk bahkan ada yang merelakan sawahnya digenangi air sedotan itu demi proses penyelamatan. Semua warga gotong royong membantu. Ada yang menyiapkan makanan, ada yang menelusuri hutan mencari jalur alternatif penyelamatan.

Ini foto asli anak-anak yang dulu terjebak di dalam gua. Sumber gambar https://thehollywoodtimes.today/
Ini foto asli anak-anak yang dulu terjebak di dalam gua. Sumber gambar https://thehollywoodtimes.today/

Kejadian ini akhirnya sampai di telinga Rick Stanton (Viggo Mortensen) dan John Volanthen (Colin Farrell), keduanya penyelam gua profesional yang spesialis melakukan penyelamatan lewat Organisasai Penyelamatan Gua yang sudah mereka lakukan selama 30 tahun.

Mereka berdua terbang ke Thailand dan berusaha melakukan pencarian. Bukan hal yang mudah, terlebih tentang birokrasi. Kehadiran mereka berdua awalnya ditolak oleh tim lapangan. Namun, setelah menyampaikan maksud baik mereka, tim lapangan yang terdiri dari angkatan laut Thailand bahkan menerima arahan dari Rick dan John.

Sebagaimana yang kita ketahui, ke-13 orang yang terjebak di dalam gua itu berhasil ditemukan dan diselamatkan. Walaupun ironisnya, salah satu petugas angkatan laut Thailand meninggal akibat kehabisan oksigen saat mensuplai oksigen untuk korban yang terjebak.

Luar biasa daya juang mereka untuk bertahan tanpa makanan, minuman dan cahaya.

"Kami bisa bertahan sebab pelatih mengajari kami bermeditasi," ujar salah satu anak.

5000 orang bergerak menjadi sukarelawan. 17 negara turut membantu dan 250 juta liter air telah disedot dari dalam gua, namun rupanya proses penyelamatan itu tetap harus dilakukan dengan mengevakuasi korban dengan melakukan penyelaman.

Masalah lain kemudian muncul. Bagaimana cara mengevakuasi mereka? gua itu akan terus diairi air hingga berbulan-bulan ke depan. Untuk mengajari anak-anak ini menyelam pun risikonya besar. Jika mereka menyelam dan panik saat dievakuasi maka taruhannya nyawa.

Nah lewat film besutan sutradara peraih Oscar Ron Howard di film A Beautiful Mind inilah saya sebagai penonton dikasih lihat betapa dramatisnya proses penyelamatan ke-13 orang yang terjebak ini. Jadi, untuk melihat bagaimana mereka dievakuasi kalian harus nonton langsung film ini.

Secara keseluruhan Thirteen Lives jelas sebuah sajian yang apik. Walau jujur harus saya katakan, paruh pertama film ini berjalan cukup flat. Emosi para pemainnya kurang tergali dan tensi ketegangannya pun tak tereksplorasi.

Baru di paruh kedua film berdurasi 2,5 jam ini, saya mulai merasakan betapa sulitnya proses penyelamatan ke-13 orang itu.

Ada banyak film bertema penyelamatan yang diangkat (atau ceritanya dikembangkan) dari kejadian nyata. Seperti Argo dan Captain Phillips.

Jadi, emosi saat menonton pun terasa berbeda sebab kita tahu film itu dibuat berdasarkan kejadian sebenarnya. Dan ini adalah kelebihan film-film bertema serupa.

Skor 7,7/10

Penulis bagian dari Kompal
Penulis bagian dari Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun